Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk. mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp100,13 miliar sepanjang 2018, naik dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp76,28 miliar.
Adapun sejumlah komponen yang mengakibatkan kerugian tersebut di antaranya beban bunga yang meningkat menjadi Rp436,25 miliar pada 2018 dari Rp344,28 pada 2017. Selain itu, pendapatan bunga bersih atau Net Interest Income (NII) turun 26,67% secara year-on-year (yoy) menjadi Rp135,41 miliar dari sebelumnya Rp186,64 miliar.
Bank dengan kode emiten saham BEKS ini juga mencatatkan penurunan pendapatan operasional lainnya sebesar 49,65% yoy menjadi Rp29,7 miliar dari sebelumnya Rp59.
Di sisi lain, fungsi intermediasi perseroan masih mencatatkan kinerja yang positif. Penyaluran kredit pada 2018 naik 7,99% yoy menjadi Rp5,51 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya, yang senilai Rp5,11 triliun.
Sayangnya, rasio kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) gross dan nett Bank Banten masing-masing masih berada di level 5,9% dan 4,92%.
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 19,84% yoy menjadi Rp6,66 triliun dari tahun sebelumnya yang sekitar Rp5,55 triliun. Rasio kredit terhadap DPK atau Loan to Deposit Ratio (LDR) per Desember 2018 menjadi 82,86%.
Aset perseroan meningkat 23,8% secara tahunan menjadi Rp9,48 triliun, dari setahun sebelumnya yang senilai Rp7,66 triliun.
Sampai berita ini diturunkan, Bisnis masih menunggu jumpa media perseroan untuk paparan kinerja 2018 di Hotel Le Semar di Serang, Banten.