Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ulama Dinilai Dapat Dorong Penetrasi Asuransi Jiwa

Bisnis.com, JAKARTA – Faktor kultural dinilai turut memengaruhi rendahnya penetrasi asuransi jiwa di Indonesia. Peran berbagai pihak, seperti ulama, dinilai daoat mendorong peningkatan penetrasi tersebut.
Presiden Jokowi bersilahturahim dengan kiai, habib dan ustad se-Jadetabek di Istana Negara Jakarta, Kamis (7/2/2019)./Antara
Presiden Jokowi bersilahturahim dengan kiai, habib dan ustad se-Jadetabek di Istana Negara Jakarta, Kamis (7/2/2019)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Faktor kultural dinilai turut memengaruhi rendahnya penetrasi asuransi jiwa di Indonesia. Peran berbagai pihak, seperti ulama, dinilai daoat mendorong peningkatan penetrasi tersebut.

Hal tersebut disampaikan Peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) Febio Kacaribu dalam Media Briefing Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) yang digelar di Jakarta, Rabu (27/03/2019).

Dia menilai faktor kultural, termasuk faktor kepercayaan terhadap ajaran agama, turut memengaruhi rendahnya penetrasi asuransi jiwa di Indonesia.

Berdasarkan data AAJI, penetrasi asuransi jiwa pada 2018 sebesar 1,3%, menurun dibandingkan dengan 2017 sebesar 1,4%. Capaian pada 2017 tersebut merupakan capaian penetrasi tertinggi yang pernah terjadi di Indonesia.

Pada 2016, penetrasi asuransi jiwa tercatat sebesar 1,3% dan sebelumnya, dalam kurun 2011–2106 penetrasi berada pada rentang 1,2%–1,3%. Adapun, pada 2011 hingga ke tahun-tahun sebelumnya penetrasi berada pada rentang 0,8%–1,1%.

"Terdapat tantangan kultural, saya pikir peran ulama juga penting dalam menjelaskan manfaat [dari] asuransi jiwa," ujar Febio.

Sebagian masyarakat menganut kepercayaan bahwa asuransi merupakan produk yang tidak diperbolehkan ajaran agama. Febio menjelaskan peran ulama yang dimaksudnya bukan untuk mengganggu kepercayaan tersebut, tetapi untuk mendorong edukasi.

Selain itu, peran berbagai pihak seperti pelaku bisnis asuransi jiwa dan pemangku kebijakan turut diperlukan untuk mendongkrak penetrasi.

Dia menilai, saat inj industri asuransi menghadapi tantangan atas kepercayaan masyarakat. Meskipun begitu, industri asuransi memiliki peluang besar untuk tumbuh pada 2019 dengan capital inflow yang diproyeksikan akan membaik pada tahun ini.

Adapun, penetrasi asuransi jiwa di Indonesia secara global berada dalam kelompok tahap awal pengembangan, dengan penetrasi di bawah 3%. Dalam kelompok tersebut, Indonesia mencatatkan nilai di bawah Malaysia sebesar 3%, India 2,7%, Brazil 2,2%, dan Kolombia 1,5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper