Bisnis.com, JAKARTA -- PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (Manulife Indonesia) mencatatkan pertumbuhan kinerja yang signifikan sepanjang 2018.
Jonathan Hekster, Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Manulife Indonesia, menjelaskan pihaknya membukukan laba tahun berjalan konsolidasian senilai Rp2,6 triliun. Realisasi tersebut bertumbuh sekitar 170% dibandingkan tahun sebelumnya.
“Hasil positif tersebut disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan premi bersih, beban perusahaan yang lebih rendah di tahun 2018 dan pergerakan suku bunga selama tahun tersebut,” ujarnya di sela-sela konferensi pers paparan kinerja Manulife Indonesia, Kamis (16/5/2019).
Realisasi laba itu, sambung dia, menjadi rekor tersendiri bagi pihaknya sejak hadir di Indonesia 33 tahun lalu.
Pada periode yang sama, kata Jonathan, pendapatan premi bersih Asuransi Jiwa Manulife sendiri mencatatkan peningkatan sebesar 4% dibandingkan tahun sebelumnya atau menjadi Rp9,2 triliun.
Jumlah ekuitas, perusahaan bagian dari grup keuangan global, Manulife Financial Corporation ini, pun bertumbuh sebesar 4% menjadi Rp11,5 triliun pada tahun lalu.
“Peningkatan ekuitas ini menunjukkan ketahanan kami dalam menghadapi gejolak kondisi ekonomi yang terjadi pada tahun lalu. Ini kinerja yang kuat dan menegaskan posisi Manulife Indonesia sebagai salah satu perusahaan asuransi terpercaya serta dapat diandalkan di industri.”
Pasalnya, Jonathan mengatakan pada tahun lalu industri asuransi jiwa dihadapkan pada tantangan yang cukup berat. Mengutip Laporan Posisi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan 2017 dan 2018, dia menjelaskan pada tahun lalu akumulasi laba industri asuransi bahkan minus Rp2,2 triliun, jauh berbeda dari torehan laba bersih senilai Rp11,1 triliun pada 2017.
Ekuita industri pun, sebut dia, menurun dari Rp90 triliun menuju Rp74 triliun. Nilai ekuitas pasar asuransi secara keseluruhan itu menurun sebesar 18%.
“Kami menyadari tahun 2018 ini penuh dengan tantangan, namun kami berhasil melewatinya dengan baik dan mempertahankan posisi kami sebagai perusahaan asuransi terkemuka di pasar,” ujarnya.
Adapun, berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2018 yang dipublikasikan di Bisnis Indonesia, Selasa (14/5/2019), Asuransi Jiwa Manulife sendiri (stand alone) tercatat membukukan laba bersih Rp2,79 triliun. Realisasi itu menanjak signifikan, hingga 579,1% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Asuransi Jiwa Manulife membukukan premi Rp9,2 triliun pada 2018, meningkat 4,17% dibandingkan dengan 2017 senilai Rp8,8 triliun. Sementara itu, klaim dan manfaat yang dibayar perseroan pada 2018 mencapai Rp1,99 triliun atau meningkat 8,3%.
Perusahaan asuransi jiwa ini juga membukukan penurunan jumlah beban pada 2018 hingga 28,4%. Beban pada 2018 senilai Rp8,04 triliun menurun dari 2017, senilai Rp11,2 triliun.
Adapun, nilai investasi Asuransi Jiwa Manulife pada 2018 mencapai Rp42,22 triliun, meningkat tipis dibandingkan dengan 2017 senilai Rp42,11 triliun. Hal tersebut mendorong aset perusahaan meningkat 0,14% menjadi Rp45,7 triliun pada pada 2018.