Bisnis.com, JAKARTA — Kerusuhan terkait dengan Pilpres yang berlangsung pada 21—22 Mei 2019 di Jakarta tidak mengganggu operasional perbankan. Implementasi teknologi yang secara masif dilakukan bank sejak beberapa tahun terakhir membantu operasional bank secara online.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan bahwa teknologi membuat ketergantungan nasabah terhadap kantor fisik hampir tidak ada. Begitu pula dengan bank yang tidak melulu harus melayani nasabah pada jam operasional saja.
“Kalau ada beberapa kantor bank yang tutup karena terdampak bukan tidak ada aktivitas di situ,” katanya dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (23/5/2019).
Wimboh menambahkan bahwa saat ini keberadaan kantor fisik menjadi tidak terlalu penting. Hal ini diikuti dengan jumlah kantor cabang perbankan yang terus menurun.
Catatan otoritas menunjukan per Maret 2019, jumlah kantor cabang bank sebanyak 31.657 unit atau turun 1,5% secara tahunan (year-on-year/yoy). Hal ini sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir. Setiap bulan jumlah kantor cabang turun sekitar 1% hingga 3% secara tahunan.
Sejumlah bank telah menyatakan tidak akan menambah kantor cabang. PT Bank CIMB Niaga Tbk. contohnya yang hendak menahan pertumbuhan kantor cabang.
Baca Juga
Bank menilai sebagian besar nasabah telah terbiasa dengan sistem transaksi berbasis kanal elektronik. Hanya nasabah korporasi yang masih mengandalkan kantor cabang untuk melakukan transaksi.