Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuartal I/2019, Piutang Pembiayaan BFI Finance Tumbuh 6,1 Persen

BFI Finance mampu menjaga rasio pembiayaan bermasalah atau non performing finance (NPF) pada kisaran 1,33 persen.
Direktur Keuangan PT BFI Finance Indonesia Tbk Sudjono (kanan)  didampingi Direktur Pemasaran Sutadi memberikan penjelasan saat berkunjung ke kantor redaksi Bisnis Indonesia, di Jakarta, Senin (14/1/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Direktur Keuangan PT BFI Finance Indonesia Tbk Sudjono (kanan) didampingi Direktur Pemasaran Sutadi memberikan penjelasan saat berkunjung ke kantor redaksi Bisnis Indonesia, di Jakarta, Senin (14/1/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – PT BFI Finance Indoneisa Tbk. mencatatkan pertumbuhan piutang pembiayaan sekitar 6,1 persen pada kuartal I/2019.

Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono menjelaskan pada triwulan pertama itu pihaknya membukukan piutang pembiayaan yang dikelola senilai Rp17,90 triliun. Realisasi itu meningkat 6,1 persen sebab pada periode yang sama pada 2018 piutang pembiayaan perseroan mencapai Rp16,87 triliun.

Menurutnya, pencapaian itu terbilang baik lantaran industri pembiayaan dinilai masih terdampak oleh kondisi ekonomi dan kontestasi politik jelang pemilihan umum.

“Di tengah lesunya pertumbuhan ekonomi serta kondisi wait and see terkait kontestasi politik di mana pelaku usaha dan konsumen manahan diri dalam berinvestasi dan belanja modal sampai adanya kepastian politik lima tahun ke depan,” ujarnya seusai rapat umum pemegang saham, Selasa (28/5/2019).

Sudjono merincikan dari realisasi total piutang pembiayaan tersebut, sebesar Rp3,35 triliun merupakan pembiayaan baru. Dari jumlah itu, sekitar 67,5 persen bersumber dari pembiayaan kendaraan roda empat, 17,7 persen dari pembiayaan kendaraan roda dua, dan 13,5 persen berasal dari pembiayaan alat berat dan mesin.

Selebihnya, jelas dia, bersumber dari pembiayaan properti atau property backed-financing dan pembiayaan berbasis syariah.

“Pembiayaan baru ini turut mengerek kenaikan aset perusahaan sebesar 3,5 persen menjadi Rp18,46 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu.”

RASIO NPF

Pada periode tersebut, sambung Sudjono, pihaknya mampu menjaga rasio pembiayaan bermasalah atau non performing finance (NPF) pada kisaran 1,33 persen. Capaian itu, sebutnya, lebih rendah dari rata-rata NPF industri pembiayaan yang mencapai 2,71 persen pada periode yang sama.

Adapun, pada akhir kuartal I/2019, laba bersih emiten pembiayaan itu mencapai Rp337 miliar. Sudjono mengakui realisasi itu memang turun dibandingkan laba bersih perseroan pada kuartal I/2018 yang mencapai Rp351 miliar.

Namun, dia menjelaskan penurunan itu terjadi lantaran peningkatan pencadangan guna menjaga tingkat kesehatan pembiayaan di tengah lesunya realisasi kredit.

“Kami lakukan pencadangan agar pembiayaan yang disalurkan tetap sehat. Selain itu, laba bersiih kami pada kuartal I dan II tahun lalu itu tumbuh sangat signifikan, sekitar 50 persen, sehingga wajar bisa tahun ini nampak menurun,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pemasaran BFI Finance Sutadi optimistis realisasi pembiayaan pada kuartal II/2019 bisa lebih baik. Menurutnya, momentum Ramdan dan Lebaran pada triwulan kedua tahun ini memberikan sedikit asa pada peningkatan penyaluran kredit.

Kendati baru memasuki akhir bulan Mei, dia meyakini kinerja perseroan mampu tumbuh sekitar 10 persen pada triwulan kedua 2019.

“Kami lihat di kuartal kedua positif. Kami lihat kurang lebih bisnis bisa tumbuh 10 persen,” ujarnya.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper