Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. tengah mengkaji peluang menerbitkan global bond senilai US$300 juta hingga US$500 juta pada tahun depan. Aksi korporasi tersebut hendak dilakukan dengan pertimbangan perluasan pasar dana nonkonvensional.
Pejabat sementara Direktur Finance,Treasury & Strategy Bank Tabungan Negara Nixon L.P Napitupulu mengatakan bahwa saat ini perusahaan masih menyalurkan kredit dalam bentuk mata uang rupiah.
“Karena belum ada kredit valas, makanya kami masih kaji. Kalau memang hitungan semua masuk, kami akan terbitkan,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis, (13/6/2019).
Nixon menjelaskan bahwa global bond akan menjadi pintu masuk ke bentuk investasi lainnya. Sebelumnya banyak pemain asing yang menyerap penerbitan obligasi subordinasi perusahahaan.
Secara total BTN mengincar penghimpunan dana nonkonvensional sebesar Rp14 triliun pada tahun ini. Perusahaan akan menerbitkan sekuritisasi berupa efek beragun aset (EBA), obligasi di dalam negeri, negotiable certificate of deposit (NCD), pinjaman bilateral, dan pinjaman sindikasi.
Sebelumnya Nixon memastikan pada akhir tahun perusahaan akan menerbitkan obligasi subordinasi senilai Rp3 triliun. Selain untuk ekspansi pembiayaan, surat utang itu juga digunakan untuk menjaga rasio kecukupan modal minimum (capital adequacy ratio/CAR) tetap pada posisi 18% menyambut implemenasi Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 71.