Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan perusahaan anak di bidang modal ventura Mandiri Capital Indonesia (MCI) menyelenggarakan Startup Demo Day 2019.
Kegiatan tersebut merupakan acara penutup sekaligus menjadi acara kelulusan bagi startup bidang teknologi finansial binaan MCI selama beberapa bulan terakhir. Pada kegiatan ini, lebih dari 50 potensial investor diundang untuk mendengarkan presentasi dari para peserta.
Melalui program pendampingan Mandiri Digital Incubator (Mandiri DigIn) dengan tagline #Let’sDigIn batch kedua ini, Mandiri Capital Indonesia membina 11 startup tekfin dengan latar belakang yang beraneka ragam meliputi personal financial management, remittance, payment, dan lainnya. Sedangkan pada batch sebelumnya, peserta pelatihan sebanyak 12 startup tekfin.
Menurut Direktur Utama Mandiri Capital Indonesia Eddi Danusaputro, Mandiri DigIn digelar sebagai ajang penjaringan startup digital potensial untuk dibina agar dapat mengoptimalkan potensi dan peluang yang dimiliki masing-masing peserta.
Salah satu caranya adalah dengan menghadirkan mentor-mentor berkompeten serta didukung oleh program pembinaan yang komprehensif dan inovatif menyesuaikan perkembangan dunia teknologi.
"Hadir sebagai katalisator inovasi Mandiri Group, progam inkubator kali ini juga merupakan hal baru bagi kita (MCI) mengingat pada batch kedua ini kami juga menghadirkan synergy week, yang mempertemukan para startup dengan Mandiri Group. Tujuannya, untuk menganalisa peluang sinergi yang bisa dilakukan," ujar Eddi, Selasa (18/6/2019).
Baca Juga
Dia berharap inkubator tersebut dapat menjadi platform atau sarana bagi Mandiri Group untuk terus berinovasi dan bereksperimen dalam menghadirkan solusi dan fitur keuangan terbaru yang akan mempermudah nasabah Mandiri Group.
Sementara itu, VP Digital Banking Bank Mandiri BD Budi Prasetyo mengatakan, sektor perbankan sendiri telah siap memanfaatkan inovasi keuangan yang ditawarkan oleh startup tekfin sehingga nasabah dapat menikmati layanan perbankan secara lintas platform.
Dia mencontohkan, Bank Mandiri telah mengadopsi teknologi Application Programming Interface (API) yang memungkinkan proses top up uang elektronik Mandiri e-money dapat dilakukan via platform e commerce, di samping platform konvensional yang sudah ada, yakni via ATM dan mobile banking.
"Dengan adanya inovasi digital ini, kita bisa berharap terciptanya efisiensi. Namun tentu saja inovasi ini harus bisa terukur risikonya," katanya.
Dalam Demo Day kali ini, MCI juga menggelar sesi diskusi panel yang mengangkat tema transformasi digital yang menghadirkan beberapa pembicara yang kompeten di ekosistemdigital seperti pelaku usaha tekfin PrivyID dan Koinworks serta perwakilan regulator dari Otoritas Jasa Keuangan.
Pendiri dan CEO PrivyID Marshall Pribadi mengungkapkan pihaknya telah mengalami perkembangan bisnis yang relatif pesat sejak didirikan pada 2016 lalu.
Saat ini, PrivyID dikenal sebagai salah satu pionir dalam industri regulatory tech di Indonesia dan penyelenggara sertifikasi tanda tangan elektronik pertama yang diakui oleh Kementerian Kominfo.
Hingga saat ini, PrivyID telah menjalin kerja sama dengan lebih dari 177 korporasi dan startup, serta telah memiliki pengguna sebanyak 3,9 juta orang, dengan jumlah pengguna individu yang bertambah sekitar 15 ribu pengguna baru setiap harinya. Adapun pendapatan PrivyID dari tahun ke tahun meningkat sekitar 250%.
"Terkait keamanan data pengguna, kini kami sudah terjamin secara regulasi hukum berdasarkan pada UU ITE, PP No.82, SE OJK 18 Tahun 2017, serta memiliki sertifikat ISO 27001 yang menjamin keamanan informasi," katanya.
Marshall mengatakan pihaknya juga telah kerja sama dan terhubung langsung dengan Ditjen Dukcapil. "Sistem kami juga secara reguler diaudit oleh KOMINFO. Dalam pengamanan sistem, PrivyID juga dibantu oleh Badan Sandi dan Siber Negara untuk semakin menjamin keamanan data pengguna PrivyID," ujarnya.