Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Commonwealth dan Mastercard berkolaborasi dengan Mercy Corps Indonesia meluncurkan MircoMentor, platform mentoring untuk membantu pelaku usaha, khususnya perempuan, mendapatkan pendampingan bisnis secara digital.
MicroMentor merupakan jaringan sosial yang dibentuk untuk menghubungkan pelaku usaha, relawan pengusaha berpengalaman dan profesional berpengalaman dari berbagai industri untuk melakukan one-on-one mentoring dengan para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) perempuan.
Dalam acara peluncuran yang digelar di Jakarta, Kamis (20/6/2019), President Director Bank Commonwealth Lauren Sulistiawati menjelaskan dalam platfform tersebut para pengusaha kecil dan menengah bisa mendapatkan informasi maupun berkonsultasi dengan para pakar bisnis maupun keuangan tanpa harus dibatasi sekat ruang dan waktu.
"Dengan diluncurkannya MicroMentor yang kami harapkan dapat membantu para perempuan pengusaha Indonesia untuk menumbuhkan bisnisnya secara nyata," kata Lauren.
Dia menuturkan, sejak 2014 perseroan telah fokus melakukan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan dengan target perempuan pengusaha melalui program Women Investment Series (WISE).
Kemudian pada 2017, Commonwealth menggandeng Mastercard untuk memperluas jangkauan penerima manfaat program WISE. Sepanjang tahun lalu, program pemahaman keuangan yang dilakukan melalui WISE Masterclass telah menjangkau lebih dari 1.000 perempuan pengusaha Indonesia.
Adanya pendampingan secara digital menggunakan platform MircoMentor tersebut diharapkan akan semakin meningkatkan manfaat yang didapatkan para pelaku UMKM perempuan di dalam WISE Masterclass.
Dia mengungkapkan, perempuan Indonesia memiliki potensi yang besar dalam memajukan perekonomian, khususnya dari sisi kewirausahaan.
Mengutip data Bank Indonesia, Lauren mengatakan total Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pada 2018 mencapai 57,83 juta dengan lebih dari 60% dikelola oleh perempuan, yang berarti jumlah pelaku UMKM perempuan di Indonesia mencapai 37 juta.
Angka tersebut menunjukkan bahwa dari segi jumlah, perempuan Indonesia memiliki potensi besar untuk memberi kontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian negara, khususnya melalui sektor UMKM.
Di sisi lain, kontribusi perempuan pengusaha terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia ternyata baru mencapai 9,1%, sedangkan sumbangan terhadap ekspor masih di bawah 5%. Dengan demikian masih terdapat ruang untuk mendorong peran perempuan dalam ekonomi.
Sementara itu, penelitian International Finance Corporation (IFC) dan USAID tahun 2016 mengungkapkan bahwa para perempuan pengusaha Indonesia tertarik untuk mendapatkan informasi guna mendukung pengembangan bisnis.
Selain itu, sebagian besar perempuan pengusaha merasa lemah dalam hal manajemen keuangan dan ingin mengambil manfaat dari pelatihan pengembangan kewirausahaan.
Meskipun secara umum perempuan pengusaha Indonesia sangat tertarik untuk terus memperoleh informasi agar dapat mengembangkan bisnis mereka, ada sejumlah kendala yang cukup kompleks baik dari aspek sosiokultural, akses permodalan dan informasi, serta program pendampingan yang dapat membantu mereka secara menyeluruh.
Hal tersebut merupakan hasil penelitian The Canada-Indonesia Trade and Private Sector Assistance (TPSA) Project dan Angel Investment Network Indonesia (ANGIN) tahun 2019.
Dalam kesempatan yang sama, Executive Director of Mercy Corps Indonesia Ade Soekadis mengatakan program MircoMentor telah dimulai sejak 10 tahun lalu di tingkat global.
"Hasilnya lebih dari 80% pengguna mengatakan mendapatkan manfaat dalam pengembangan usahanya. Harapannya kesuksesan yang sama bisa direplikasi di Indonesia," ujarnya.
Di Indonesia, program MicroMentor yang baru diluncurkan hari ini ditargetkan dapat menjangkau 1.000 pengusaha sebagai mentees dan 200 wirausaha dan profesional berpengalaman sebagai mentor hingga akhir tahun 2019 dan diharapkan dapat terus meningkat di tahun-tahun selanjutnya.
Director of Mastercard Indonesia Tommy Singgih menyebutkan Indonesia menempati posisi ke 30 dari 57 negara dalam hal indeks womenpreneur dengan skor 62,4% pada tingkat peluang bagi perempuan untuk berwirausaha.
"Skor ini dinilai cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Peranannya sangat critical untuk dikembangkan," ujarnya.