Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. optimistis dapat menggenjot pembiayaan senilai Rp500 miliar kepada usaha-usaha di bawah kepengurusan Organisasi Masyarakat Muhammadiyah.
Direktur Utama PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Achmad K. Permana menuturkan kerja sama dengan Muhammadiyah sudah dimulai sejak pendirian perseroan.
Oleh karena itu, perseroan tidak ragu untuk menggenjot pembiayaan lebih tinggi untuk usaha-usaha binaan Ormas Islam ini.
"Kita kerja sama dengan Muhammadiyah sudah lama, sampai akhir tahun ini kita rencanakan penambahan setengah triliun lagi," katanya, usai rapat dengan Pengurus Pusat Muhammadiyah, Jumat (28/6/2019).
Adapun, Permana memaparkan total pembiayaan yang telah digelontorkan perseroan kepada Muhammadiyah senilai Rp300 miliar. Sektor usaha yang didanai antara lain jasa pendidikan, dan jasa kesehatan.
Menurut Permana, pembiayaan yang cukup signifikan tersebut tidak akan terlalu berisiko. Berdasarkan data historis, usaha-usaha binaan Muhammadiyah memiliki catatan pengembalian fasilitas pembiayaan yang baik.
Baca Juga
Muhammadiyah, katanya, juga memberi jaminan bantuan berupa negosiasi intensif kepada nasabah yang bermasalah.
"Muhammadiyah cukup aktif dalam hal itu. Makanya kami tidak terlalu khawatir terhadap risiko pembiayaan ini," ujarnya.
Berdasarkan laporan publikasi Bank Muamalat, total pembiayaan pada kuartal pertama tahun ini sekitar Rp38,0 triliun, atau turun 28,9% (year-on-year/yoy).
Meski pembiayaan turun, perseroan sudah mampu menekan rasio non performing loan (NPL) gross, walau tidak terlalu signifikan. NPL kuartal pertama tahun ini tercatat 4,43%, turun dari periode sama tahun lalu yang tercatat 4,76%.
Dalam perkembangan yang berbeda, Permana menuturkan perseroan akan merealisasikan rencana penambahan modal pada kuartal ketiga tahun ini.
"Kita sedang menyelesaikan proses startegis penambahan modal bank mualamat dengan right issue. Paling lambat kuartal ketiga ini," katanya.
Adapun, Bank Muamalat berencana menerbitkan saham baru senilai Rp2,2 triliun. Berdasarkan rancangan akuisisi, Al Falah akan menyerap 77,1% dari keseluruhan saham baru yang akan diterbitkan melalui pelaksanaan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. tersebut.
Apabila rencana tersebut berjalan mulus, Al Falah akan menjadi pemilik 50,3% saham Bank Muamalat. Islamic Development Bank dan Boubyan Bank yang sebelumnya masing-masing memiliki saham 32,7% dan 22,0% akan terdilusi menjadi 11,4% dan 7,7%.
Selain Al Falah, Koperasi Simpan Pinjam (Kospin) Jasa bersama Lynx Asia akan ikut ambil bagian dalam rencana akuisisi Bank Muamalat. Konsorsium yang dipimpim Kospin Jasa tersebut rencananya menyerap sekitar Rp250 miliar hingga Rp300 miliar saham baru dan akan mendapat porsi kepemilikan sebesar 8,90%.