Bisnis.com, JAKARTA — Kalangan perbankan cenderung enggan untuk melakukan ekspansi kantor cabang baru, seiring dengan mayoritas transaksi yang sudah mampu digantikan oleh teknologi.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., misalnya, tidak berencana menambah kantor cabang hingga akhir tahun. Perseroan memilih fokus kepada layanan digital.
"Kalau konversi, relokasi, dan kantor kas jadi KCP ada, tapi cabang yang benar-benar baru tidak ada," kata Direktur Bisnis UMKM dan Jaringan BNI, Catur Budi Harto, belum lama ini.
Menurut Catur, banyak aktivitas yang bisa dilayani secara digital tanpa harus dilakukan di kantor cabang, misalnya saja membuka rekening secara digital.
Direktur Utama PT Bank Mayapada International Tbk. Hariyono Tjahharijadi mengatakan perseroan tidak akan menambah jaringan kantor tahun ini.
Hariyono menjelaskan, Bank Mayapada akan berkonsentrasi mengembangkan bisnis kantor-kantor yang sudah ada.
Di samping itu, perseroan juga akan fokus mengembangkan dan meningkatkan layanan produk digital atau e-channel.
"Untuk saat ini kami lebih meningkatkan kemampuan dan kenyamanan dalam penggunaan layanan digital di samping penambahan biller," jelas Hariyono.
Sebagai informasi, Bank Mayapada menggelontorkan belanja modal sebesar Rp600 miliar untuk pengembangan layanan digital. Hariyono menambahkan, dana tersebut sudah dialokasikan setengahnya hingga semester I/2019.
Sementara itu, Direktur PT Bank Central Asia Tbk. Jahja Setiatmadja mengatakan tahun ini perseroan masih akan menambah kantor cabang pembantu (KCP), tetapi tidak kantor cabang utama (KCU).
"KCU tidak, kalau KCP sekitar 20-an," katanya kepada Bisnis, Selasa (2/7/2019).
Jahja menambahkan, hingga saat ini perseroan memiliki 138 KCU, termasuk KCU yang baru saja diresmikan di Kota Tangerang pada Juni 2019 lalu. Sementara itu, bila turut menghitung KCP, maka perseroan memiliki sekitar 1.200 kantor cabang.