Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Maspion Indonesia Tbk memutuskan untuk membagikan dividen senilai Rp35,54 miliar atau 50,04% dari laba tahun buku 2018 kepada pemegang saham sebagai bentuk apresiasi.
Direktur Utama Bank Maspion Herman Halim menuturkan, pemegang saham sangat mendukung kinerja perseroan tahun lalu dan mampu membuat laba dapat dipertahankan di posisi Rp70,01 miliar, atau naik tipis dari tahun sebelumnya Rp69,49 miliar.
"RUPS tahunan menyetujui dividen tunai senilai Rp35,54 miliar kepada para pemegang saham," katanya seperti dikutip dari risalah rapat, Jumat (5/7/2019).
Adapun, pembagian dividen tunai tersebut senilai Rp8 per lembar saham. Angka tersebut tidak berubah dari pembagian dividen tunai tahun sebelumnya.
Sisanya, senilai Rp2 miliar disisihkan untuk dana cadangan dan Rp33,46 miliar dimasukkan sebagai laba ditahan untuk memperkuat modal perseroan.
Berdasarkan laporan publikasi emiten berkode BMAS ini, rasio kecukupan permodalan (capital adequacy ratio/CAR) pada kuartal pertama tahun ini berada pada 21,57%, atau naik tipis dari posisi periode tahun sebelumnya 21,55%.
Herman menuturkan, tahun ini perseroan memiliki target pertumbuhan penyaluran kredit hingga 14%--15% (year-on-year/yoy).
Pada kuartal pertama tahun ini, perseroan baru bisa menggenjot hingga 6,5% karena kondisi bisnis yang cukup tertekan akibat ketegangan dari pemilihan presiden dan legislatif.
"Di awal tahun ini, kondisi ekonomi di Indonesia cukup moderat, terdapat beberapa indikator khusus yang menghambat pertumbuhan ekonomi dan penyaluran kredit," katanya.
Namun, menurutnya, target tersebut masih relevan karena perbaikan iklim usaha yang didukung dengan kemampuan modal dan kecukupan likuiditas perseroan.
"Bank akan mengakselerasi kredit untuk meningkatkan pertumbuhan sesuai dengan target pada paruh kedua tahun ini," ujarnya.
Adapun, loan to deposit ratio (LDR) BMAS pada kuartal pertama tahun ini adalah 95,00%, atau turun tipis dari periode sama tahun sebelumnya 97,54%.
Berdasarkan paparan public expose, perseroan fokus pada penyaluran kredit modal kerja dan investasi yang kontribusinya mencapai 92,51%. Sektor ekonomi andalan antara lain perdagangan besar dan eceran, industri pengolahan, serta penyediaan akomodasi, makanan dan minuman.