Bisnis.com, JAKARTA—Laju kredit pemilikan rumah (KPR) berpotensi terganjal pada paruh kedua tahun ini. Pasalnya, keinginan masyarakat untuk membeli rumah dalam 12 bulan mendatang diprediksikan akan menurun.
Berdasarkan Survei Konsumen Bank Indonesia, jumlah responden yang sangat mungkin membeli rumah dalam 12 bulan mendatang per Juni turun dibandingkan dengan Mei, dari 7,5% menjadi 6,7%. Begitu juga dengan yang menyatakan kemungkinan membeli, turun dari 28,2% menjadi 28,2% pada periode yang sama.
Secara umum, survei tersebut menilai optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan melemah. Indeks ekspektasi konsumen (IEK) turun 4,8 basis poin (bps) pada Juni 2019 dibandingkan bulan sebelumnya, menjadi 138,1.
Hal itu disebabkan oleh penurunan ekspektasi terhadap penghasilan, ketersediaan tenaga kerja, dan utamanya kegiatan usaha pada 6 bulan mendatang.
Secara spasial, melemahnya IEK terjadi pada 7 kota. Surabaya menjadi kota yang mengalami penurunan paling dalam, atau -16,5 bps. Kemudian diikuti oleh Bandung -10,1 bps dan Bandar Lampung -6,3 bps.
Sementara itu, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit pemilikan apartemen (KPA) pada 4 bulan pertama tahun ini masih mencatatkan tren positif.
Baca Juga
Per April 2019, KPR dan KPA tumbuh 13,4% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp469,86 triliun. Capaian itu lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan bulan pertama, yakni 12,8% yoy dan juga April 2018, 10,8% yoy.