Bisnis.com, JAKARTA—Kalangan perbankan nasional akan terus menggenjot penyaluran kredit sindikasi setelah pada semester pertama 2019 berhasil menggeser dominasi bank asing dalam penyaluran kredit sindikasi terhadap proyek domestik.
Berdasarkan Bloomberg League Table Reports Global Syndicated Loan, 4 bank besar Tanah Air yang mendominasi penyaluran kredit sindikasi di antaranya PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Central Asia Tbk.
Keempat bank tersebut menguasai pangsa pasar sebesar 38,48% sebagai mandated lead arranger (MLA) sampai dengan kuartal II/2019, sementara bank milik asing menguasai pangsa pasar sebesar 22,83%.
Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas mengatakan pihaknya tidak terlalu mempermasalahkan rangking tersebut.
“Saya tidak hafal berapa total volume sindikasi yang sudah disalurkan, tapi kan dalam sindikasi itu pemberian kredit dilakukan bersama-sama, ada BNI dan kami juga, jadi sama saja,” katanya di Jakarta, Selasa (9/7/2019).
Dalam kesempatan terpisah sebelumnya, Direktur Corporate Banking Bank Mandiri (BMRI) Royke Tumilaar mengatakan perseroan akan menggenjot skema kredit sindikasi khususnya ke sektor-sektor potensial seperti infrastruktur.
Baca Juga
“Ke depan formatnya kebanyakan akan menuju sindikasi, baik untuk infrastruktur maupun korporasi swasta. Saya maunya banyak sindikasinya, berharap bank-bank lain ikut sindikasi supaya bisa membiayai proyek besar dan kita bisa sharing risiko serta sama-sama mengontrolnya,” paparnya.
Gencarnya pembangunan infrastruktur pemerintah mengerek kredit sindikasi BMRI tumbuh dua digit pada kuartal awal 2019 dengan kenaikan 37,6% (year on year). Hingga Maret 2019, tercatat total sindikasi yang disalurkan Rp66,7 triliun di mana 50% disalurkan kepada BUMN.
Direktur BCA Santoso mengatakan penyaluran kredit sindikasi perseroan memang meningkat. Pada periode Mei 2019 saja, kredit meningkat Rp10,7 triliun, meningkat pesat hingga 195%.
"Pada 2019 kami melihat pencairan kredit sindikasi yang cukup besar di semester I. Sebagian besar kredit sindikasi tersebut ditujukan untuk kelistrikan, pengembang properti dan jalan tol," katanya.
Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta masih akan menggenjot penyaluran kredit sindikasi di semerter II/2019. Sektor yang diincar masih didominasi dari sektor infrastruktur dan sektor industri.
"Sektor yang paling banyak dibiayai BNI yaitu sektor Infrastruktur atau konstruksi yang didominasi oleh jalan tol. Pada Semester II/2019 kredit sindikasi akan tumbuh mengingat BNI sendiri memiliki pipeline dengan jumlah yang meningkat," katanya kepada Bisnis, Selasa (9/7/2019).
Herry memaparkan, perseroan sudah mengincar beberapa proyek, dengan berharap dapat melakukan closing sindikasi untuk proyek smelter senilai Rp7 triliun.
Selain itu, BNI juga membidik proyek pembangkit listrik senilai Rp48 triliun, infrastruktur jalan tol Rp21,4 triliun, dan industri manufaktur senilai Rp2,38 triliun dengan total nilai sindikasi sekitar Rp79 triliun.