Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. tak hanya mengincar bank untuk diakuisisi dalam rangka ekspansi bisnis anorganik ke Filipina dan Vietnam.
Menurut Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas, pihaknya juga membuka peluang untuk mengakuisisi perusahaan multifinance di negara tersebut.
Dia beralasan, perseroan ingin mengembangkan segmen bisnis ritel dan konsumer. Adapun, dua negara tersebut dipilih karena masih memiliki potensi sektor mikro dan konsumer yang besar, terutama untuk kendaraan bermotor seperti halnya di Indonesia.
“Pertimbangan utama kami yakni kami mengerti bisnisnya, artinya secara generic sama dengan yang di sini. Contohnya di Vietnam dan Filipina itu ada motor, sama dengan di sini. Kami cari partner di sana yang sudah menguasai leasing kendaraan bermotor, jadi bisa bukan bank,” katanya saat ditemui di Jakarta, Selasa (9/7/2019).
Lebih lanjut, Rohan mengatakan rencana pengembangan cabang tersebut semula menjadi salah satu bagian yang dicantumkan dalam revisi minor rencana bisnis bank pada 2019.
Walau begitu, menurutnya, rencana akuisisi tersebut belum akan terwujud dalam waktu dekat. Prosesnya diperkirakan rampung dalam dua tahun ke depan.
Baca Juga
“Karena mesti kirim tim dulu untuk survey. Kalau ke luar negeri juga mesti ketemu dulu sama pemerintah di sana, mencari konsultan, mempelajari perhitungan bisnisnya. Tahun ini dan tahun depan juga mungkin belum selesai. Kami masih browsing-browsing,” katanya.
Sejalan dengan itu, dia juga masih belum memerinci proyeksi dana yang akan diinvestasikan. Beberapa waktu lalu, Bank Mandiri menyatakan modal yang dimiliki untuk mendukung rencana akuisisi tersebut cukup tinggi , yakni lebih dari sekitar Rp30 triliun.
“Ini prosesnya panjang, setahun lagi baru mulai due diligence misalnya, karena kami mesti survey pasar. Itu yang lama.”
Dalam rapat dengan DPR sebelumnya, Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wiroatmodjo mengatakan bahwa dalam rencana ekspansi anorganik tersebut, pihaknya sudah memiliki dua bank skala menengah yang tengah diincar. Menurutnya, pengembangan lewat skema akuisisi akan lebih cepat.
“Kami ingin masuk yang menengah, baru kita besarkan. Pengalaman kami di Singapura dan Malaysia, kalau buat branch dari nol, perkembangannya lama,” katanya.
Bank pelat merah tersebut memang pernah menyatakan rencana ekspansi ke Filipina, tetapi terhambat karena fokus membenahi kredit bermasalah yang sempat tinggi.