Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank BNI Syariah menyambut HUT RI ke-74 dengan program Merdeka Berhasanah. Satu di antaranya pre approval pembiayaan Griya IB Hasanah dan Fleksi IB Hasanah dalam waktu 102 menit.
Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo mengatakan realisasi dari program tersebut melampaui target.
“Alhamdullilah realisasi pre approval untuk program Merdeka Berhasanah tahun 2019 pada hari ini melebihi target yaitu Rp225 miliar dari 604 nasabah,” katanya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Minggu (18/8/2019).
Firman melanjutkan bahwa sepanjang data-data yang disampaikan sudah lengkap dan sesuai maka dapat diteruskan dengan proses penerbitan Surat Keputusan Pembiayaan (SKP).
Nasabah yang telah menerima Surat Persetujuan Prinsip saat pelaksanaan pre approval dapat langsung diproses jika tidak ada perbedaan data.
Lamanya waktu proses pencairan tergantung dari kesiapan berbagai pihak yaitu dari notaris, pengembang dan nasabah tentang kesiapan dana untuk biaya-biaya.
Baca Juga
Firman menjelaskan bahwa program tersebut memiliki keunggulan yaitu angsuran lebih murah. Selain itu nasabah juga dapat melakukan join income dalam pengajuan pembiayaan.
Adapun BNI Syariah juga melayani pengajuan Fleksi iB Hasanah Umroh dalam program tersebut. Anak usaha PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. ini ingin membantu nasabah mewujudkan hunian yang nyaman dan berkah, dan pergi umroh dengan mudah.
Sementara itu per Juni 2019, BNI Syariah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp31,66 triliun, atau naik 26,03% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Segmen konsumer menyumbang 45,90% di antaranya, dan diikuti oleh komersial 28,88%, kecil dan menengah 18,77%, mikro 5,34%, dan Hasanah Card 1,11%.
Ekspansi pembiayan tersebut diikuti dengan kinerja penghimpunan dana nasabah.
Pada akhir kuartal II/2019, dana pihak ketiga (DPK) perusahaan naik 12,13% yoy menjadi Rp32,32 triliun. Dana murah, giro dan tabungan, menyumbang 63,48%.
Seluruh kinerja tersebut mendorong laba perusahaan tumbuh 55,32% yoy menjadi Rp315,27 miliar. Rasio profitabilitas perusahaan pun menguat, dari 10,51% per Juni 2018 menjadi 14,62%.
Selain menjaga kinerja, bank juga memiliki rencana untuk naik kelas menjadi bank umum syariah kelompok usaha (BUKU) III.
Pertumbuhan organik dan melantai di bursa menjadi satu paket strategi perusahaan untuk meningkatkan modal inti melampaui Rp5 triliun.
Pertumbuhan organik akan didukung oleh transformasi aset bank induk di Aceh menjadi bank syariah. Hal ini mengikuti Peraturan Daerah atu Qanum tentang lembaga keuangan syariah di wilayah tersebut.
Di dalam regulasi itu, tiga tahun setelah perda terbit maka seluruh lembaga keuangan di Aceh harus menggunakan sistem syariah.
Selain itu BNI Syariah juga masih mengkaji rencana melantai di bursa. Secara internal, perusahaan mengaku telah siap menjadi perusahaan terbuka. Bank telah menyiapkan tim untuk melanggengkan rencana tersebut.
Berdasarkan laporan publikasi Juni 2019, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. merupakan pemilik 99,94% saham. Modal inti BNI Syariah sebesar Rp4,45 triliun.