Bisnis.com, JAKARTA — Sustainable Banking Network (SBN) yang difasilitasi oleh International Finance Corporation memastikan perbankan Indonesia sudah siap dalam mendukung pembangunan berkelanjutan.
Hal itu tercermin dalam Laporan Kemajuan Global yang kedua yang mencatat level Indonesia sudah berada di zona maturing dengan posisi poin first mover atau penggerak pertama.
Sustainable Finance Program IFC Rahajeng Pratiwi mengatakan dari 38 negara yang tergabung dalam SBN, selain Indonesia posisi first mover hanya ditempati oleh China. Menurutnya, sejak 2015 menerapkan pembiayaan berkelanjutan China memang paling unggul pertumbuhannya.
"Sementara di Indonesia meski sudah tergolong matang tetapi pada tahun lalu survei OJK menyebut dari 8 bank besar, total pembiayaan yang tergolong berkelanjutan baru di level 2%" katanya, Selasa (15/10/2019).
Rahajeng mengemukakan, dengan adanya POJK 51/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik yang diterapkan secara bertahap akan terus mendorong pertumbuhan dari upaya di atas.
Apalagi, pada April 2020 mendatang bank umum kelompok usaha (BUKU) III, IV, dan cabang bank asing sudah diwajibkan melaporkan secara detail kategori pembiayaan ini. Selanjutnya BUKU I dan II akan diwajibkan menyusul pada tahun berikutnya.
Dengan demikian, ke depan masyarakat, dan khususnya nasabah dapat melihat lebih detail hasil dari setiap perbankan dalam upaya menyalurkan dananya pada pembangunan berkelanjutan.
Sementara itu, SBN yang didirikan sejak 2012 saat ini telah mewakili 38 negara dan US$43 triliun atau 86% dari aset perbankan di Negara ekonomi berkembang. SBN sendiri akan terus berkomitmen untuk memajukan keuangan berkelanjutan.