Bisnis.com, JAKARTA — Indeks sistem pensiun Indonesia sedikit menurun pada 2019, setelah pada tahun-tahun sebelumnya terus mencatatkan peningkatan.
Berdasarkan laporan tahunan Melbourne Mercer Global Pension Index (MMGPI) yang dirilis Mercer, konsultan global di bidang kesehatan, kesejahteraan, dan karier, Indonesia mencatatkan skor indeks sistem pensiun 52,2 pada 2019.
Skor tersebut tercatat menurun dibandingkan dengan 2018 sebesar 53,1. Meskipun begitu, sebelumnya, Indonesia terus mencatatkan peningkatan skor dari tahun ke tahun.
Pada 2013, Indonesia mencatatkan skor indeks sistem pensiun 42,0 lalu pada 2014 meningkat menjadi 45,3 dan 2015 menjadi 48,2. Skor terus meningkat pada 2016 menjadi 48,3 dan pada 2017 menjadi 49,9.
Presiden Direktur Mercer Indonesia Bill Johnston menjelaskan bahwa terdapat gejala menarik dari menurunnya skor Indonesia pada tahun ini. Menurut dia, penurunan tersebut disebabkan oleh meningkatnya usia harapan hidup masyarakat dari 69 tahun menjadi 70 tahun.
Menurut Bill, peningkatan usia harapan hidup tersebut belum disertai oleh perkembangan sistem pensiun, yang saat ini masih memperhitungkan usia hingga 69 tahun. Hal tersebut menyebabkan adanya selisih satu tahun dana pensiun yang belum dipersiapkan.
"Sangat sulit menemukan sistem dana pensiun yang sesuai untuk seluruh negara, bahkan itu tidak mungkin. Dengan sistem di Indonesia sekarang, usia pensiun naik, ada satu tahun lagi dana yang harus disiapkan di hari tua," ujar Bill pada Senin (21/10/2019) di Kantor Mercer Indonesia, Jakarta.
Dia menjelaskan bahwa meskipun skor indeks menurun, peningkatan usia harapan hidup masyarakat menjadi potensi bagi pengembangan sistem pensiun di Indonesia. Semakin lama masyarakat hidup maka potensi dana pensiun yang dapat dikelola semakin besar.
Saat ini sistem pensiun Indonesia berada di tingkat C, yakni kelompok negara dengan skor indeks berkisar 50–60. Di tingkat tersebut Indonesia bersanding di antaranya dengan Italia (52,2), Austria (53,9), Spanyol (54,7), Brasil (55,9), dan Peru (58,5).