Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuartal III/2019, BTPN Syariah Raup Laba Rp976 Miliar

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk. mencatat perolehan laba bersih setelah pajak per kuartal III/2019 sebesar Rp976 miliar, naik 40% jika dibandingkan dengan  periode yang sama tahun lalu Rp698 miliar.
BTPN Syariah. /lowongankerja1.info
BTPN Syariah. /lowongankerja1.info

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk. mencatat perolehan laba bersih setelah pajak per kuartal III/2019 sebesar Rp976 miliar, naik 40% jika dibandingkan dengan  periode yang sama tahun lalu Rp698 miliar.

Pertumbuhan pembiayaan yang positif dan efisiensi perseroan dalam mengoperasikan bisnis diklaim menjadi kunci dalam mencapai pertumbuhan di atas rata-rata nasional.

Direktur Utama BTPN Syariah Ratih Rachmawaty mengatakan sampai September 2019 perseroan telah menyalurkan pembiayaan Rp8,9 triliun kepada 3,65 juta keluarga prasejahtera produktif. Pembiayaan itu tumbuh 28% yoy dari Rp6,97 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Pertumbuhan pembiayaan juga diiringi kualitas yang baik dengan rasio kredit bermasalah (Non Perfoming Finance/NPF) di level 1,30%.

“Bisnis pembiayaan kepada keluarga prasejahtera produktif sudah kami tekuni sejak 2010. Dengan terus membesarnya skala bisnis di segmen ini, kami bertekad untuk terus bekerja keras, agar semua niat baik seluruh pemangku kepentingan kami dapat terwujud lebih cepat," katanya melalui siaran pers, Selasa (22/10/2019).

Ratih menambahkan dari sisi dana pihak ketiga atau DPK hingga periode kuartal III/2019 lalu juga naik 24% yoy menjadi Rp9,03 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp7,25 triliun.

Alhasil, total aset BTPN Syariah per September 2019 tumbuh 29% yoy menjadi Rp14,59 triliun dari September 2018 Rp11,31 triliun.

Sisi lain, anak usaha Bank BTPN ini juga telah meningkatkan efisiensi dalam mengoperasikan bisnis di mana beban operasional terhadap pendapatan operasional tercatat 59,6%, lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya 62,6%. Sementara itu, capital adequacy ratio (CAR) berada di posisi 41,1%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper