Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Iuran BPJS Naik, Warganet Ramai-Ramai Ingin Turun Kelas

Isu kenaikan iuran program Jaminan Kesehatan Nasional atau JKN yang dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Kesehatan sontak menjadi perbincangan publik. Salah satunya mengenai prosedur turun kelas kepesertaan.
Warga berjalan di lobi kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Jakarta Timur, di Jakarta, Rabu (30/10/2019). Presiden Joko Widodo resmi menaikan iuran BPJS Kesehatan sebesar 100 persen yang akan berlaku mulai 1 Januari 2020 bagi Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU) dan peserta bukan pekerja menjadi sebesar Rp42 ribu per bulan untuk kelas III, Rp110 ribu per bulan untuk kelas II dan Rp160 ribu per bulan untuk kelas I./Antara
Warga berjalan di lobi kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Jakarta Timur, di Jakarta, Rabu (30/10/2019). Presiden Joko Widodo resmi menaikan iuran BPJS Kesehatan sebesar 100 persen yang akan berlaku mulai 1 Januari 2020 bagi Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU) dan peserta bukan pekerja menjadi sebesar Rp42 ribu per bulan untuk kelas III, Rp110 ribu per bulan untuk kelas II dan Rp160 ribu per bulan untuk kelas I./Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Isu kenaikan iuran program Jaminan Kesehatan Nasional atau JKN yang dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Kesehatan sontak menjadi perbincangan publik. Salah satunya mengenai prosedur turun kelas kepesertaan.

Pasca pemerintah meresmikan kenaikan iuran melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 75 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Perpres Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan, publik merespons hal tersebut secara beragam, baik pro maupun kontra.

Respons tersebut di antaranya bertebaran bertanya ke akun Twitter @BPJSKesehatanRI. Selain soal hal-hal administratif kepesertaan dan layanan, akun itu pun mendapatkan berbagai pertanyaan yang berkaitan dengan kebijakan penyesuaian iuran.

Beberapa warganet bertanya mengenai kepastian kenaikan iuran. Selain itu, di antaranya bertanya sambil mengeluhkan kenaikan tersebut. Ada pula warganet yang menanyakan prosedur untuk turun kelas kepesertaan.

Iuran BPJS Naik, Warganet Ramai-Ramai Ingin Turun Kelas

Penurunan kelas memang merupakan hak peserta BPJS Kesehatan, agar dapat membayar iuran sesuai dengan kemampuan. Kepala Humas BPJS Kesehatan M. Iqbal Anas Ma'ruf pun menjelaskan bahwa peserta dapat beralih ke segmen Penerima Bantuan Iuran jika kondisinya tidak mampu.

Pemerhati JKN Ahmad Ansyori menjelaskan bahwa peserta dapat memilih opsi turun kelas apabila merasa keberatan dengan besaran iuran baru yang berlaku pada awal tahun depan. Penurunan kelas tersebut menurutnya harus terus dipantau oleh BPJS Kesehatan karena akan berkaitan dengan kondisi keuangan badan tersebut.

Ahmad yang merupakan Anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) Periode 2014–2019 menjelaskan bahwa penurunan kelas akan berpengaruh terhadap pendapatan BPJS Kesehatan, tetapi pelayanan terhadap peserta tidak akan berubah, sehingga perlu terdapat kalkulasi pembiayaan.

Menurut Ahmad, agar tidak menimbulkan keberatan di kalangan peserta—setelah besaran iuran baru berlaku, BPJS Kesehatan dan pemerintah harus memastikan bahwa perpindahan kelas tersebut dapat berjalan lancar, termasuk bagi peserta yang akan beralih menjadi PBI.

"Dalam rangka masyarakat melakukan perubahan kelas jangan ada kendala. Harus difasilitasi, karena secara teori bisa seperti itu," ujar Ahmad kepada Bisnis, Rabu (30/10/2019).

Iuran BPJS Naik, Warganet Ramai-Ramai Ingin Turun Kelas

Dia menjelaskan bahwa fenomena turun kelas sebenarnya sudah terjadi. Menurut Ahmad, banyak masyarakat yang memilih turun kelas saat isu penyesuaian iuran mulai tersiar pada pertengahan tahun ini. 

Oleh karena itu, menurutnya, BPJS Kesehatan bersama pemerintah perlu mengokunikasikan dengan baik dan tepat tujuan dari penyesuaian iuran. Ahmad menilai bahwa hal tersebut penting karena penyesuaian iuran merupakan langkah untuk menekan defisit paling optimal.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper