Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Baru BRI Siap Jawab Tantangan Jokowi Soal Kredit 'Wong Cilik'

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. akan fokus melakukan transformasi digital dan perubahan nilai atau kultur perseroan hingga 5 tahun ke depan.
Diskusi terkait arah industri perbankan Indonesia lima tahun ke depan pada acara Indonesia Banking Expo 2019, Jakarta, Rabu (6/11/2019)./Bisnis-Lalu Hardian
Diskusi terkait arah industri perbankan Indonesia lima tahun ke depan pada acara Indonesia Banking Expo 2019, Jakarta, Rabu (6/11/2019)./Bisnis-Lalu Hardian

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. akan fokus melakukan transformasi digital dan perubahan nilai atau kultur perseroan hingga 5 tahun ke depan.

Arah kebijakan BRI 5 tahun ke depan ini disampaikan Direktur Utama BRI Sunarso. Menurutnya, digitalisasi proses perbankan harus dilakukan untuk memangkas beban operasional yang semakin tinggi tiap tahun.

“Lima tahun ke depan transformasi itu kami arahkan ke dua hal saja yaitu [transformasi] digital dan kultur,” kata Sunarso di Indonesia Banking Expo 2019, Jakarta, Rabu (6/11/2019).

Menurut Sunarso, pelaku industri perbankan di Indonesia harus menjawab tantangan yang diberikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar tidak melulu menyalurkan pembiayaan dan layanan kepada perusahaan besar semata. Akan tetapi, untuk memperlus layanan ke lini masyarakat yang lebih luas diperlukan biaya cukup besar.

Selain memerlukan biaya besar, risiko yang meningkat juga akan muncul jika bank memperluas layanan ke masyarakat yang selama ini kurang terjamah layanan perbankan. Untuk menekan potensi beban operasional, digitalisasi harus dilakukan para pelaku industri perbankan.

Emiten berkode BBRI ini juga memandang perlunya perubahan kultur agar layanan perbankan tak selalu dipandang sebagai industri yang berorientasi keuntungan semata. Menurut Sunarso, layanan perbankan harus diubah nilainya menjadi berorientasi layanan dan untuk meningkatkan inklusi serta literasi keuangan masyarakat.

“Tantangannya melayani rakyat banyak itu ada dua masalahnya: high personal cost dan high risk. Makanya itu bisa dijawab dengan digital. Satu, digitalisasi proses untuk efisiensi dan kedua, membuat nilai baru menggunakan ini,” ujarnya.

Sebagai catatan, hingga kuartal III/2019 rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) BRI meningkat 189 basis poin (bps) secara tahunan menjadi 72,54% secara konsolidasian. Peningkatan ini menandakan membesarnya perbandingan beban yang ditanggung perseroan dengan pendapatan mereka.

Pada pembukaan IBEX 2019, Jokowi sempat berpesan agar bank tak selalu menyalurkan kredit atau layanan ke perusahaan tertentu saja.

Jokowi meminta perhatian dan upaya dari sektor perbankan untuk meningkatkan inkluasi keuangan. Dalam hal ini, sektor perbankan harus lebih gencar menyalurkan kredit ke sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Kemudian, industri perbankan diminta memikirkan secara serius untuk menurunkan suku bunga kredit dalam merespon pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) yang telah dilakukan sejak Juli lalu menjadi 5%.

"Saya mengajak memikirkan untuk secara serius menurunkan suku bunga kredit. BI rate sudah turun, bank belum. Saya tunggu," tutur Jokowi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper