Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. memastikan sudah melakukan penurunan suku bunga kredit sebagai langkah penyesuaian suku bunga acuan Bank Sentral yang telah turun 100 basis poins (bps).
Tidak hanya itu, penurunan suku bunga juga dilakukan karena persaingan pasar yang sengit dan dalam kondisi banting-bantingan diskon bunga.
Direktur Keuangan Bank Mandiri Panji Irawan mengatakan secara keseluruhan perbankan sudah pasti melakukan penurunan suku bunga jika pasar bergerak ke arah tersebut. Saat ini, perseroan pun telah melakukan penurunan di sejumlah segmen kredit seperti kredit pemilikan rumah (KPR), korporasi, dan trade finance.
"Saya tidak membawa data, kalau untuk KPR saya rasa secara year-to-date 25 bp-50 bp sudah ada penurunannya. Belum lagi, korporasi yang nasabahnya sangat melek kondisi dan bergantung sekali pada kondisi pasar," katanya saat ditemui di IBEX 2019, Rabu (6/11/2019).
Panji mengemukakan khusus di KPR, tingkat suku bunga yang diberikan perseroan pada debitur pasti selayaknya suku bunga Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) IV lain. Pasalnya, jika tidak selaras dengan BUKU IV lain, maka debitur akan memilih berpindah.
Namun, Panji mengaku bank dengan sandi saham BMRI ini tidak akan jor-joran menggenjot KPR dengan memangkas suku bunga promo hingga 6% bahkan di bawahnya.
Baca Juga
Panji menilai hal itu lah yang mampu menjaga posisi NIM perseroan yang mampu tidak tergerus lebih dalam.
"Kami akui memang ada penurunan NIM tetapi hanya 8 bps, soalnya kami sangat melihat pergerakan portofolio. Mana yang memberi pengaruh besar pada NIM maka akan lebih kami jaga," ujarnya.
Di sisi lain, di segmen bisnis trade finance perseroan juga mengaku sudah sangat sedikit cuan yang didapat. Pasalnya, kondisi pasar saat ini banting-bantingan melakukan diskon rate.
Alhasil, secara pendapatan komisi (fee based income/FBI) dari kegiatan ekspor dan impor di Mandiri tercatat turun tetapi volume tumbuh. Menurut Panji, kondisi serupa juga terjadi di bisnis bank garansi.