Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Asing Bakal Deras 2020, Tapi Maybank Masih Konservatif

PT Bank Maybank Indonesia Tbk. memperkirakan ada banyak investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) yang masuk ke Indonesia pada 2020.
Karyawan melayani nasabah di salah satu kantor cabang Maybank Indonesia, di Jakarta, Kamis (27/6/2019)./Bisnis-Himawan L Nugraha
Karyawan melayani nasabah di salah satu kantor cabang Maybank Indonesia, di Jakarta, Kamis (27/6/2019)./Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Maybank Indonesia Tbk. memperkirakan ada banyak investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) yang masuk ke Indonesia pada 2020.

Keyakinan ini muncul setelah Maybank melihat adanya keseriusan pemerintah membenahi beragam pekerjaan rumah demi menarik investor asing. Salah satu bentuk upaya ini adalah rencana pemerintah menyederhanakan sejumlah regulasi dengan membuat produk hukum besar yang menampung semua aturan (omnibus law).

“Harusnya nanti foreign investment ini dari sisi FDI harus yang berikan peluang lapangan kerja yang besar. Yang pemerintah lakukan dengan omnibus law, negative list review, [reformasi] pajak, ketenagakerjaan, itu bagus,” ujar Direktur Perbankan Global Maybank Indonesia Eri Budiono di kantornya, Senin (9/12).

Meski yakin nilai investasi langsung asing akan tumbuh pada2020, Maybank belum memiliki proyeksi penyaluran kredit berdasarkan fungsi yang akan terdampak signifikan dari hal tersebut.

Menurut Eri, besar kemungkinan pertumbuhan pembiayaan di 2020 masih akan ditopang kredit untuk proyek-proyek infrastruktur. Pembiayaan ke sektor ini juga masih akan menjadi tumpuan Maybank dalam menjalankan fungsi intermediasinya di 2020.

“Kalau di proyek-proyek infrastruktur banyak yang jangka panjang kan. Tapi kalau perusahaan makanan dan minuman itu kebanyakan butuh modal kerja saja, kecuali ada ekspansi,” ujarnya.

Eri memastikan, Maybank tak akan begitu selektif menyalurkan pembiayaan pada 2020. Menurutnya, perseroan akan menyesuaikan penyaluran kredit dengan kebutuhan debitur apakah untuk modal kerja, investasi, atau konsumsi.

“Ini orang-orang menunggu, kalau manfaatnya besar [pembahasan rencana omnibus law Pemerintah dan DPR], dan dari sisi businessman mau investasi, ya sudah bank ikut bergerak. Di sisi [kredit] properti juga akan banyak dilakukan relaksasi,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper