Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank IBK Indonesia Tbk. akan kembali menambah tebal permodalan. Perusahaan hasil penggabungan dua bank kecil ini akan menerbitkan saham baru dengan total dana yang diincar sebesar Rp1 triliun.
Direktur Kepatuhan IBK Indonesia Alexander Frans Roi mengatakan bahwa tambahan modal akan digunakan untuk keperluan modal kerja perseroan. Ruang bagi perusahaan untuk berkembang akan membesar seiring dengan dukungan permodal yang kuat dari induk, yakni Industrial Bank of Korea.
“IBK Indonesia melakukan penambahan modal setiap tahun. Sesuai RBB kami akan tambah modal lagi Rp1 triliun,” kata Alexander usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, Jumat (20/12/2019).
Berdasarkan laporan publikasi, per September 2019, IBK Indonesia memiliki modal inti sebesar Rp1,3 triliun. Jumlah tersebut merupakan hasil penggabungan modal inti milik PT Bank Mitraniaga Tbk. dan PT Bank Agris Tbk.
Pada tahun ini pemegang saham telah menyetujui penerbitan saham baru sebanyak 8 miliar saham melalui Penawaran Umum Terbatas (PUT) II. Dalam hal tersebut IBK Korea telah mengalokasikan dana sebesar Rp700 miliar untuk mengambil saham sesuai porsi kepemilikan.
Dalam keterbukaan informasi, IBK Indonesia menyatakan bahwa jumlah saham yang hendak diterbitkan tergantung pada kebutuhan dana perseroan. Pemegang saham yang tidak mengambil haknya akan terdiliusi maksimum 53 persen.
Per September 2019, IBK Korea menggenggam 96,06 persen saham IBK Indonesia. Sebanyak 3,94 persen sisanya merupakan milik publik.
“Saya harap publik juga akan menyerap penerbitah saham baru, sehingga jumlah kepemilikan publik bisa naik,” kata Alexander.
Seperti diketahui, Bursa Efek Indonesia mengatur batas minimum kepemilikan saham publik bagi perusahaan yang melantai di bursa. Sesuai dengan peraturan Bursa No. I-A tentang pencatatan saham, setiap emiten wajib memenuhi kepemilikan saham publik minimal minimal 7,5 persen dari jumlah saham dalam modal ditempatkan dan disetor.