Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank IBK Indonesia Tbk. mengincar tutup buku 2020 dengan laba bersih sebesar Rp12 miliar. Hal itu seiring dengan pertumbuhan signifikan pada kinerja penyaluran kredit dan penggalangan dana pihak ketiga (DPK).
Direktur Kepatuhan IBK Indonesia Alexander Frans Roi mengatakan bahwa proyeksi laba tersebut masih tergolong kecil dibandingkan dengan perkiraan total aset pada akhir tahun depan yang sebesar Rp9,2 triliun. Pasalnya bank masih memerlukan dana besar untuk investasi terkait konsolidasi internal.
Seperti diketahui IBK Indonesia adalah bank hasil peleburan dua bank kecil, yakni PT Bank Mitraniaga Tbk. dan PT Bank Agris Tbk. Bank hasil penggabungan efektif per 5 September 2019.
“Kami investasi cukup besar di bidang IT, agar tahun yang akan datang bisa implementasikan teknologi,” kata Alexander usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta, Jumat (20/12/2019).
Kendati demikian capaian laba bersih tahun depan jauh lebih baik dibandingkan dengan tahun ini. Mengingat hingga September 2019, bank masih membukukan rugi bersih sebesar Rp38,7 miliar.
Sementara itu terkait fungsi intermediasi, bank memasang target agresif. IBK Indonesia membidik portofolio kredit tumbuh 51% secara tahunan (year-on-year/yoy) atau menjadi Rp5,8 triliun. Hal tersebut akan didukung oleh DPK yang naik 23,1% yoy menjadi Rp6,1 triliun.
Adapun satu strategi untuk menggenjot kinerja tersebut adalah ekspansi jaringan pada tahun depan. Bank memiliki rencana menambah kantor cabang di Indonesia bagian timur dengan menyiapkan investasi senilai Rp3 miliar hingga Rp4 miliar.
“Kami tambah satu kantor cabang di Bali. Rencana ke depan untuk terus memperluas, bisa jangkau seluruh indonesia dalam jangka panjang,” kata Alexander.
Pada tahun depan bank juga akan menambah satu kantor cabang pembantu di Cikarang. Hal ini guna mendekatkan jaringan kepada daerah industri untuk mempermudah mengakuisisi debitur baru.
Selain ekspansi jaringan fisik, bank juga tengah mempersiapkan permintaan izin kepada otoritas untuk meluncurkan layanan mobile banking dan internet banking. Menurut Alexander, pemegang saham pengendali, Industrial Bank of Korea memiliki layanan digital kuat di negara asalnya.
“Kalau itu bisa dibawa ke IBK Indonesia secepatnya, akan sangat memberikan kekuatan untuk kami memasuki persaingan pasar yang sehat,” tambah Alexander.