Bisnis.com, JAKARTA - Pemegang saham pengendali PT Bank Amar Indonesia Tbk., Tolaram Group Inc. melepas 4,3 miliar saham. Divestasi dilakukan dalam rangka penyesuaian batas maksimum kepemilikan pemegang saham pengendali.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Kamis (23/1/2020), Toleram Group sebelum divestasi memiliki 83,682 persen saham Bank Amar. Setelahnya, perusahaan asal Singapura ini menggenggam 30 persen saham emiten berkode AMAR tersebut.
Divestasi saham berlangsung pada periode 15 Januari 2020 hingga 22 Januari 2020. Dalam transaksi ini Toleram mengantongi Rp750,98 miliar dengan rata-rata harga saham Rp174,226 dan Rp174.
Aturan yang membatasi Toleram tersebut adalah Peraturan OJK No. 56/2016. Tertulis di dalamnya bahwa badan hukum bukan lembaga keuangan maksimum memiliki 30 persen saham pada bank di Indonesia.
Saham milik Tolaram yang akan ditawarkan melalui penawaran terbatas bukan merupakan saham yang dilarang untuk dialihkan (lock-up) sebagaimana diatur dalam Peraturan OJK No. 25/2017.
Sebelumnya Bank Amar merilis prospektus mengenai penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). Bank melepas 15,01 persen saham ke publik atau 1,2 miliar saham pada awal tahun ini. Setelah IPO kepemilikian Toleram terdilusi menjadi 83,682 persen.
Selanjutnya, Toleram melakukan divestasi saham dengan penawaran terbatas atau private placement. Setalah aksi korporasi ini kepemilikan publik naik menjadi 68,692 persen.
Selain Toleram yang kepemilikannya turun menjadi 30 persen, komposisi pemegang saham lain masih serupa. Ghansham Jivatram, Krishna Kumar Agrawal, dan A Henry Mixson Lumban Batu, masing-masing memiliki 0,622 persen, 0,375 persen, dan 0,311 persen saham.
Seluruh saham yang ditawarkan dalam penawaran umum merupakan saham milik pendiri, yakni Tolaram Group. Oleh karena itu, seluruh dana akan diterima oleh Tolaram Group dan Bank Amar tidak menerima dana hasil penawaran umum.
Adapun setelah tercatat di bursa, per 9 Januari 2020, harga saham AMAR terpantau dalam tren positif. Pada penutupan perdagangangan, Rabu (22/1/2020), saham AMAR naik 183,9 persen dibandingkan denga harga penawaran, atau dari Rp174 per saham menjadi Rp494 per saham.
Mengutip laporan publikasi, perseroan mencatat kemampuan rentabilitas yang terbilang baik berdasarkan rasio-rasio penting. Tingkat pengembalian modal (return on equity/ROE) bank naik 156 basis poin (bps) per September 2019 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, atau menjadi 3,34 persen. Begitu pula dengan tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) yang naik 487 bps menjadi 8,48 persen.