Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Asuransi Indonesia Masih Butuh Produk Saving Plan

Sejumlah perusahaan asuransi tercatat masih memasarkan produk saving plan dan hingga kini tidak mengalami masalah sebesar yang dialami Jiwasraya.
ryawan beraktivitas di dekat logo asuransi jiwa di Jakarta, Selasa (28/1/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
ryawan beraktivitas di dekat logo asuransi jiwa di Jakarta, Selasa (28/1/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia atau AAJI menilai bahwa produk saving plan masih dibutuhkan oleh pasar Indonesia, terlepas dari adanya masalah di salah satu anggota AAJI yang menjual produk tersebut.

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menjelaskan bahwa terdapat sejumlah perusahaan asuransi yang menjual produk saving plan. Perusahaan-perusahaan itu pun tidak mengalami masalah sebesar PT Asuransi Jiwasraya (Persero) yang menjual JS Plan.

Dia bahkan menyatakan bahwa pasar asuransi di Indonesia masih membutuhkan produk saving plan. Hal tersebut tercermin dari masih adanya anggota AAJI yang memasarkan produk tersebut.

"Kenapa masih dibutuhkan? Karena jumlah polis individu di Indonesia masih rendah, rata-rata satu orang itu memegang 1,5 polis, artinya dari total 15 juta polis saat ini baru sekitar 12 juta orang yang memiliki polis, sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia," ujar Budi dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi XI DPR, Rabu (5/2/2020).

Dia menjabarkan bahwa produk saving plan memang menyasar segmen masyarakat tingkat ekonomi menengah ke atas. Namun, jumlah pemegang polis saving plan saja masih jauh dari jumlah masyarakat di segmen tersebut yang berkisar 20 persen dari total penduduk.

Terkait kasus Jiwasraya, Budi menjelaskan bahwa produk saving plan bukan merupakan karateristik spesifik Jiwasraya, sehingga apabila terdapat masalah yang timbul maka bukan disebabkan oleh produk itu sendiri.

Dia pun menjelaskan bahwa produk tersebut bukan merupakan produk yang menjadi karakteristik khusus industri asuransi di Indonesia. Produk saving plan turut dipasarkan di berbagai negara, seperti Jepang, Hongkong, dan Jerman.

"Di Jerman itu menjanjikan imbal hasil 1 persen di atas tingkat bunga perbankan, 1 persen di Jerman mungkin bagi Indonesia setara dengan 7 persen–7,5 persen," ujar Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper