Bisnis.com, JAKARTA - Transaksi perbankan menggunakan kartu debit dibayangi oleh tren penggunaan dompet digital yang semakin tinggi. Perbankan juga memilih berkolaborasi dengan financial technology dalam mengoptimalisasi pasar transaksi.
Asisten Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Dendy Indramawan mengatakan transaksi kartu debit perbankan akan melandai secara alami, lantaran banyak tantangan dan tingginya kompetisi dalam pasar transaksi.
"Ke depannya akan melandai, kami lihat memang sudah mulai ada penurunan. Bank harus rela berbagi fee based, dan mencari sumber lain untuk optimalisasi bisnis ini," katanya, Senin (10/2/2020).
Dia menjelaskan teknologi finansial cukup gencar melakukan penetrasi di pasar tranksasi ini. Bahkan, mereka cukup berani memberi promo menarik hanya untuk memperbesar number of account.
Di luar itu, alat pembayaran Quick Response Indonesia Standard (QRIS) membuat kemudahan bagi banyak pelaku tekfin untuk mengoptimalkan produknya.
"Lagi pula, sebagian tekfin juga cukup mahir menciptakan lingkungan pembiayaan yang cukup baik dan berguna membuat nasabahnya bertahan, dan mengalihkan transkasinya dari debit ke dompet digital," katanya.
Baca Juga
Dalam menanggapi tren ini, Dendy menyebutkan bank juga tidak mengambil langkah mencolok untuk berkompetisi. Bank lebih cenderung mengambil langkah kolaborasi.
"Ini memang membuat pasar mereka tergerus, tetapi bank juga berharap inklusi keuangan meningkat sehingga pasar transaksi ini dapat meningkat," katanya.