Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (Bank Jatim) membukukan volume transaksi remitansi sepanjang tahun lalu senilai Rp318,89 miliar.
Direktur Keuangan Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Ferdian Timur Satyagraha menyampaikan dari sisi pendapatan, bisnis remitansi tumbuh sebesar 12 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada 2019.
"Untuk 2020, Bank Jatim menetapkan pertumbuhan sebesar 14 persen dari tahun sebelumnya," katanya kepada Bisnis, Senin (10/2/2020).
Ferdian menuturkan sepanjang 2019 negara yang menjadi penyumbang terbesar dalam transaksi remitansi tersebut di antaranya Jepang dan negara-negara di kawasan Timur Tengah.
Tahun ini perseroan menyatakan akan tetap gencar menggarap bisnis segmen tersebut. Strategi yang akan dilakukan misalnya dengan melakukan sinergi dengan dinas-dinas pemerintah, biro travel, asosiasi, dan lembaga keuangan yang lain, baik bank maupun nonbank.
"Sinergi yang dilakukan ini untuk meningkatkan corporate image Bank Jatim sebagai bank yang bisa diandalkan dalam hal remitansi," jelas Ferdian.
Selain itu, perseroan menyatakan akan mengoptimalkan cabang-cabang di seluruh wilayah kerja Bank Jatim untuk meningkatkan transaksi remitansi, yang mana hal ini dimungkinkan karena seluruh cabang telah menjadi cabang devisa.
Selanjutnya, Ferdian mengatakan akan memasang rate yang kompetitif dengan bank lain untuk meningkatkan transaksi remitansi, di samping juga perseroan akan menawarkan berbagai promosi.
Menurutnya, potensi bisnis remitansi masih sangat besar karena remitansi tidak hanya didapat dari PMI saja, tetapi juga hasil dari ekspor, kegiatan bisnis lainnya, maupun kebutuhan masyarakat akan transaksi outgoing dan incoming transfer.