Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mayora memilih untuk tidak terlalu agresif pada tahun ini melihat ketidakpastian ekonomi global dan tren kenaikan kredit bermasalah perbankan.
Presiden Direktur Bank Mayora Irfanto Oeij mengatakan target pertumbuhan kredit perseroan hanya sebesar 8,15 persen dibandingkan tahun lalu (yoy). Meskipun target ini cukup rendah dibandingkan target industri perbankan nasional yang sebesar 10 persen sampai 12 persen, target tersebut naik tipis dari realisasi tahun lalu.
Selama 2019, pertumbuhan kredit Bank Mayora tercatat sebesar 6,08 persen yoy. Penyaluran kredit tersebut didominasi oleh industri pengolahan, dan perdagangan besar maupun eceran.
"2020 masih akan menjadi tahun yang menantang bagi industri perbankan," katanya kepada Bisnis, Senin (17/2/2020).
Sementara itu, realisasi loan to deposit ratio (LDR) Bank Mayora pada 2019 masih tergolong moderat yakni berada pada angka 79,93 persen. Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) Bank Mayora tercatat di angka 3,7 persen.
"Kondisi tersebut mengingat permintaan kredit secara industri pada 2019 tidak terlalu tinggi," sebutnya.