Bisnis.com, JAKARTA – Guna meningkatkan kualitas lulusan Sekolah Menegah Kejuruan (SMK), Standard Chartered Bank Indonesia meluncurkan program Youth to Work.
Country Head of Corporate Affairs Standard Chartered Bank Indonesia, Diana Mudadalam menjelaskan, program yang bekerja sama dengan Yayasan Mitra Mandiri ini merupakan pelatihan kepada 100 siswa-siswi SMK di Jakarta yang terpilih mengikuti kegiatan ini.
Para peserta akan dilatih dengan kurikulum 3L, yakni literasi bahasa Inggris, literasi pemasaran digital (digital marketing), serta literasi komputer.
Program pendidikan ini akan berlangsung selama enam bulan dan diikuti oleh siswa yang berasal dari 5 SMK di wilayah Jakarta, yakni SMKN 33, SMKN 32, SMKN 7, SMKN 3, dan SMKN 5. Setelah periode pendidikan usah, 10 peserta dari sekolah-sekolah tersebut berkesempatan mengikuti program magang di divisi digital dan komunikasi pemasaran pada perusahaan rekanan Standard Chartered.
“Tiga bidang ini dipilih karena kami sebagai employer merasa tenaga kerja, terutama lulusan SMK, masih belum terlalu menguasasi hal-hal ini. Padahal, mereka adalah lulusan yang seharusnya sudah siap bekerja dan wajib menguasai ketiganya ditengah kemajuan teknologi seperti saat ini,” katanya dalam Launching Youth to Work di SMKN 14, Jakarta pada Kamis (5/3/2020).
Selain itu, program ini juga akan memprioritaskan para siswi dan penyandang disabilitas sebagai peserta program. Hal ini dilakukan guna meningkatkan kualitas tenaga kerja wanita di Indonesia serta memberdayakan perempuan dan para penyandang disabilitas untuk ikut terlibat dalam kegiatan ekonomi nasional.
Baca Juga
Ia menambahkan, program ini merupakan bagian dari Futuremakers, yakni inisiatif global perusahaan untuk mengatasi kesenjangan dan mempromosikan inklusi ekonomi dengan penekanan pada tiga aspek utama.
Ketiga aspek tersebut adalah kemampuan kerja (employability), pendidikan (education), dan kewirausahaan (entrepreneurship).
Sementara itu, Kepala Seksi Peserta Didik dan Pengembangan Karakter SMK, Dinas Pendidikan DKI Jakarta Diding Wahyudin menambahkan, peningkatan kapabilitas lulusan SMK memang perlu ditingkatkan dengan segera. Hal tersebut dilakukan guna meningkatkan daya saing para lulusan SMK serta menurunkan angka pengangguran terbuka yang berasal dari SMK.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2019 mencatat, tingkat pengangguran terbuka di tingkat SMK menjadi yang tertinggi di Indonesia yakni sebesar 10,42 persen. Diding menuturkan, upaya peningkatan kualitas ini perlu dilakukan dari berbagai pihak, tidak hanya sekolah dan pemerintah.
“Apalagi saat ini perkembangan teknologi semakin pesat. Para peserta didik SMK harus terus meningkatkan kemampuannya agar semakin siap menghadapi dunia kerja,” pungkasnya.