Bisnis.com, JAKARTA - Investor ritel PT Bank Artos Indonesia Tbk. dinilai masih dapat meraup untung dengan menggunakan haknya dalam penerbitan saham pertengahan 2020.
Sebagai informasi, harga pelaksanaan saham Bank Artos pada penyuntikan modal tahun ini adalah Rp139 per lembar saham, lebih rendah dibandingkan dengan harga di pasar sekunder yang per hari ini (23/3/2020) masih berada di posisi Rp2.870.
Kepala Riset PT Koneksi Kapital Marolop Alfred Nainggolan menyebutkan setiap satu saham bernilai 8 lembar saham pada penawaran umum terbatas kali ini.
Jika investor ritel masih dapat menjual kembali saham pembelian tersebut setelah cum dengan harga yang pasar saat ini, maka akan banyak keuntungan yang dapat didapat oleh inverstor ritel.
"Tentu tetap akan ada untung. Namun, perlu digarisbawahi bahwa itu dapat terjadi jika harga masih fluktuatif dan masih bergerak seperti saat ini," katanya, Senin (23/3/2020).
Menurut perhitungannya, harga saham Bank Artos perlahan akan turun mendekati harga teoritisnya di level Rp442. Bahkan, harga ini pun sudah tergolong sangat tinggi karena bernilai lebih dari tiga kali harga buku.
Baca Juga
Jika harga justru turun ke bawah harga teoritis tersebut, maka akan semakin sedikit keuntungan yang dapat dicapai. Bahkan, dia memprediksi, harga akan turun ke kisaran 220 hingga 250 per lembar saham, yang membuat potensi margin pun semakin tipis.
"Harusnya harga mengarah ke level itu. Kalau mau melihat keuntungan masing-masing investor, maka perlu melihat kembali posisi awal pembelian investor ritel masing-masing. Di satu sisi ada kerugian, tetapi ada juga potensi untung dari pengambilan hak mereka," katanya.
Sebagai informasi, porsi kepemilikan masyarakat di bank Artos mencapai 49 persen. Jika hak digunakan, maka tidak akan ada perubahan dari porsi tersebut.
Namun, manajemen Bank Artos mempersiapkan stand by buyer yakni PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. untuk menyerap keengganan investor ritel nantinya. Bahkan, porsi investor ritel bisa terdilusi hingga 5,44 persen.