Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Segmen Korporasi Topang Kredit, BTPN Raup Laba Rp2,6 Triliun

Penyaluran kredit BTPN pada tahun lalu ditopang oleh pembiayaan korporasi, yang senilai Rp75,7 triliun atau tumbuh 15 persen yoy.
Pejalan kaki melintas di dekat logo PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. di Jakarta, Selasa (16/10/2018)./JIBI-Dedi Gunawan
Pejalan kaki melintas di dekat logo PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. di Jakarta, Selasa (16/10/2018)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank BTPN Tbk. mencatatkan pertumbuhan kredit yang signifikan, yakni meningkat 108 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp141,8 triliun pada 2019.

Direktur Utama Bank BTPN Ongki Wanadjati Dana menyampaikan penyaluran kredit pada tahun lalu ditopang oleh pembiayaan korporasi sebesar Rp75,7 triliun, atau tumbuh 15 persen yoy.

Penyaluran pembiayaan dilakukan melalui sejumlah sindikasi untuk proyek ketahanan energi, ketahanan pangan, dan infrastruktur.

“Melalui pembiayaan ke segmen korporasi dan industri pendukungnya, kami bersama pemegang saham pengendali (SMBC) berkomitmen mendukung program nasional dalam mewujudkan pemerataan kesejahteraan serta pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” kata Ongki, dikutip melalui keterangan resmi, Selasa (24/3/2020).

Ongki mencontohkan, Bank BTPN bersama induk usahanya, Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC), memimpin sindikasi pembiayaan dari 18 institusi perbankan dan lembaga keuangan global kepada PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III senilai US$390,6 juta pada tahun lalu.

Selain itu Bank BTPN juga berpartisipasi dalam pembiayaan (project finance) untuk proyek lapangan gas Jambaran-Tiung Biru milik PT Pertamina EP Cepu dalam konsorsium bersama 12 bank nasional dan asing.

Di samping kredit sindikasi, Bank BTPN juga memberikan pinjaman secara bilateral ke perusahaan swasta nasional, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), industri otomotif, hingga perusahaan yang bergerak di bidang ekspor impor.

Ongki menuturkan, penyaluran kredit perseroan juga ditopang oleh segmen kredit usaha kecil dan menengah (UKM) serta kelompok prasejahtera produktif melalui anak usaha, BTPN Syariah.

Di tengah laju kredit yang signifikan, perseroan pun berhasil menjaga kualitas penyaluran kredit yang tetap sehat dan mengedepankan prinsip kehati-hatian, tercermin dari rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) sebesar 0,8 persen secara gross.

Dari sisi himpunan dana, perseroan mencatat memperoleh Rp145,8 triliun atau meningkat 81 persen yoy pada 2019, terdiri dari dana pihak ketiga (DPK) senilai Rp86,9 triliun, pinjaman pihak lain Rp52,9 triliun, dan pinjaman subordinasi Rp6 triliun.

Dari total DPK, Bank BTPN berhasil meningkatkan porsi current account savings account (CASA) atau dana murah menjadi 28 persen pada 2019, lebih tinggi dibandingkan porsi pada 2018 yang sebesar 13 persen.

Oleh karenanya, rasio kecukupan likuiditas atau liquidity coverage ratio (LCR) perseroan tercatat sebesar 219% dan net stable funding ratio (NSFR) sebesar 113 persen, jauh di atas ketentuan minimum regulator sebesar 100 persen.

Sementara dari sisi profitabilitas, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp2,6 triliun, meningkat 40 persen yoy.

"Dengan rasio kecukupan modal [capital adequacy ratio/CAR] sebesar 24,2 persen, Bank BTPN masih memiliki kemampuan ekspansi yang kuat. Perlu digarisbawahi, pencapaian ini menggunakan perbandingan antara kondisi bank setelah merger dan bank sebelum merger," kata Ongki.

Perseroan juga menyatakan akan terus berinovasi dalam memberikan layanan kepada nasabah, khususnya dengan dukungan teknologi digital. Hingga akhir Desember 2019, jumlah pengguna terdaftar Jenius tercatat mencapai lebih dari 2,4 juta nasabah, yang tumbuh 97,8 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

“Sebagai pionir di bank digital, Jenius akan terus berinovasi dalam menghadirkan fitur-fitur baru yang unik dan relevan dengan kebutuhan nasabah. Kami percaya platform ini akan memainkan peran penting dalam pengembangan bisnis ritel Bank BTPN di masa depan,” tutur Ongki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper