Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Khawatirkan Risiko Corona, Saham Bank Besar Kembali Merah

Investor dinilai merasa lebih aman memegang cash atau uang tunai saat ini.
Karyawan di dekat papan elektronik yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Kamis (26/3/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Karyawan di dekat papan elektronik yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Kamis (26/3/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Senin (30/3/2020) ditutup melemah 2,88 persen pada level 4.414,5.

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pun kembali melakukan pembekuan sementara perdagangan atau trading halt mulai pukul 10.20 WIB karena indeks anjlok 5 persen ke level 4.318.29.

Padahal sebelumnya pada perdagangan Jumat (27/3/2020), IHSG mampu naik tajam 4,76 persen dan ditutup pada level 4.545,57.

Salah satu sektor yang tertekan paling dalam adalah sektor perbankan. Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) tercatat mengalami koreksi 6,88 persen ke level Rp4.600 per saham.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia (BBNI) juga masing-masingnya merosot 6,81 persen ke level Rp3.010 dan 6,77 persen ke level Rp3.720. Adapun, saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) melemah 0,27 persen ke Rp27.475 per saham.

Analis Artha Sekuritas Frederick Rasali mengatakan koreksi yang cukup dalam, salah satunya pada sektor perbankan, masih sangat kuat dipengaruhi oleh sentimen global.

Menurutnya, investor merasa lebih aman memegang cash atau uang tunai saat ini, daripada menginvestasikan uangnya ke aset yang dinilai berisiko.

Apalagi, di tengah situasi pandemi virus corona (covid-19), investor lebih mengkhawatirkan jika ada debitur perbankan yang gagal bayar kredit

"Kalau dari sisi perbankan artinya ada perubahan dari arus penerimaan, ada kemungkinan peningkatan gagal bayar dari kondisi ekonomi ini. Jadi, risiko meningkat," katanya kepada Bisnis, Senin (30/3/2020)

Senada, Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan penyebab IHSG kembali memerah hari ini karena bursa Amerika pada Jumat lalu melemah.

Hans menyoroti upaya penganggulangan covid-19, berupa lockdown dan karantina wilayah akan mengakibatkan pukulan pada ekonomi dan dampak yang paling terlihat adalah peningkatan kredit macet.

Di sisi lain, Pemerintah memberikan arahan bagi lembaga jasa keuangan, baik bank dan nonbank, memberikan kelonggaran atau relaksasi kredit berupa penundanaan angsuran hingga satu tahun.

Kondisi tersebut dinilai akan sangat mempengaruhi kinerja perbankan. Pasalnya, bank tetap harus meningkatkan jumlah pencadangan.

Di samping itu, investor pasti menyadari rasio NPL yang naik terbatas karena didorong oleh relaksasi. Artinya perbankan di Tanah Air tidak cukup kuat menghadapi gempuran covid-19.

"Penurunan atau koreksi [harga saham] adalah hal yang normal terjadi, virus corona ini berakhir tidak dalam hitungan bulan, paling cepat diprediksikan 2-3 bulan. Kami lihat ini akan meningkatkan risiko industri ekonomi dan salah satunya sektor perbankan," jelas Hans.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper