Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dua BPR Ini Masih Optimistis Tak Alami Alami Likuidasi

Sejumlah bank perkreditan rakyat meyakini strategi kinerja yang telah disusun sejak awal tahun mampu menyelamatkan mereka dari kesulitan likuiditas akibat virus corona yang dapat berujung pada likuidasi BPR.
Karyawan berada di dekat logo Otoritas Jasa Keuangan di Jakarta, Jumat (17/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan berada di dekat logo Otoritas Jasa Keuangan di Jakarta, Jumat (17/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA -- Sejumlah bank perkreditan rakyat meyakini strategi kinerja yang telah disusun sejak awal tahun mampu menyelamatkan mereka dari kesulitan likuiditas akibat virus corona yang dapat berujung pada likuidasi BPR.

Komisaris Utama BPR Lestari Bali Alex P Candra mengatakan kebijakan restrukturisasi merupakan kunci yang digunakan oleh OJK untuk menyelamatkan nasabah dan bank dari dampak buruk akan virus corona. Hanya saja, kebijakan tersebut belum cukup karena kondisi likuiditas bank perlu dipastikan tidak mengalami persoalan akibat penerapan kebijakan restukturisasi tersebut.

Apalagi, jika terjadi kepanikan, tidak menutup kemungkinan dana yang ditempatkan di bank akan dipindahkan oleh nasabah. Artinya, pemerintah dan otoritas moneter perlu memberikan jaminan terhadap kecukupan likuiditas.

Dalam Perppu Nomor 1 Tahun 2020, pemerintah telah mengizinkan Bank Indonesia sebagai lender of the last resort yang bisa meredam kepanikan sebab memberikan jaminan kebutuhan likuiditas.

Alex meyakini kondisi likuiditas BPR Lestari tetap terjamin karena selama ini menerapkan porsi loan to deposit ratio (LDR) yang berada di kisaran 65 persen - 70 persen. Rasio itu dianggap dapat menyelamatkan BPR Lestari di tengah kondisi pandemi corona.

Selain itu, BPR Lestari juga memiliki rasio pencadangan yang cukup besar sehingga membuat aset bank akan  tetap aman meskipun nantinya debitur mengalami gagal bayar.

“Jadi semua bank akan punya pilihan strategi, LDR rendah saya korbankan profit, in the name of likuiditas itu kan pilihan,” katanya kepada Bisnis, Rabu (1/4/2020).

Selain itu, penyaluran kredit yang dilakukan BPR Lestari merupakan secure loan, yakni pinjaman yang memiliki jaminan. BPR Lestari tidak bermain pada kredit karyawan maupun kredit tanpa agunan.

“Ini membuat kita punya confident kalau buruknya terjadi gagal bayar, semua orang jatuh bangkrut, BPR Lestari masih pegang aset, yang kemudian saya masih punya keyakinan bisa recover seluruh pinjaman,” katanya.

Poin terakhir yang dinilai membuat BPR Lestari mampu bertahan di tengah kondisi ini yakni adanya tambahan modal Rp70 miliar pada awal 2020. Semula, tambahan modal itu akan digunakan untuk ekspansi untuk mendorong pertumbuhan.

Namun, karena kondisi ini, BPR Lestari akan menjadi tambahan modal tersebut sebagai buffer kalau terjadi lost akibat restrukturisasi kredit. “Saya ngomongnya tiga kebetuntungan, yang membuat BPR Lestari aman, kalau banyak kredit di kredit kendaraan bermotor pusing juga,” sebutnya.

Dihubungi terpisah, Direktur Bisnis dan Pengembangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra I Made Semadi juga meyakini mampu mengatasi kondisi tersebut. Pasalnya, hampir 95 persen pembiayaan yang disalurkan BPR Hasamitra merupakan kredit konsumsi ke kalangan pegawai negeri sipil.

Menurutnya, hingga saat ini, PNS juga masih menerima gaji seperti biasa sehingga pembayaran angsuran dapat dilakukan. Selain itu, belum ada nasabah BPR Hasamitra yang melakukan pengajuan restrukturisasi.

BPR Hasamitra juga mengaku menjaga nasabah agar tidak panik untuk menghindari rush. Kebijakan restrukurisasi pun disiapkan jika nasabah melakukan pengajuan.

“Kita selalu bersikap optimis, namun tetap waspada. Semoga nasabah tidak ada yang panik dengan situasi corona ini,” katanya.

I Made Semadi mengatakan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) di BPR Hasamitra masih terus bertumbuh hingga kuartal I/2020 dengan total kenaikan kredit Rp46,2 miliar, tumbuh 2,13% secara year-to-date (ytd). Adapun, DPK tercatat tumbuh sebesar Rp20 miliar per akhir kuartal l/2020.

“Bisa dibilang begitu [tumbuh melambat], saya kira tidak ada bank yang pertumbuhannya bagus ya,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper