Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Proyeksikan Permintaan Kredit Turun, OJK Bergeming Tak Revisi

Otoritas Jasa Keuangan menilai revisi target penyaluran kredit baru akan dilakukan setelah bank memasukan capaian hingga semester I/2020 mendatang.
iludtrsdi - Aktivitas karyawati di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk di Jakarta, Kamis (11/6). Bisnis/Nurul Hidayat
iludtrsdi - Aktivitas karyawati di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk di Jakarta, Kamis (11/6). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan menilai masih terlalu dini untuk memangkas proyeksi target pertumbuhan kredit industri perbankan tahun ini, kendati tekanan bisnis terhadap industri perbankan tidak dapat dinafikan di tengah dampak negatif Covid-19.

“Revisi target jangan omong sekaranglah. Kita lihat nanti. Pertumbuhan yoy [year-on-year/ secara tahunan] kan masih 6 persen [hingga Maret 2020]. Nanti akan kita evaluasi lebih lanjut, apakah perlu revisi atau tidak,” ungkap Heru Kristiana, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK dalam konferensi video, Minggu (5/4/2020).

Adapun, OJK menargetkan pertumbuhan kredit industri perbankan tahun ini dapat mencapai 11 persen plus minus 1 persen, atau antara 10 persen—12 persen yoy. Target tersebut berada di atas realisasi pertumbuhan kredit sepanjang 2019 yang hanya 6,08 persen.

Sementara itu, Bank Indonesia tahun ini sudah beberapa kali merevisi target pertumbuhan kredit industri perbankan.

Semula, BI memantok target pertumbuhan kredit tahun ini antara 10 persen—12 persen, tetapi direvisi menjadi 9 persen—11 persen dalam Rapat Dewan Gubernu (RDG) BI Februari lalu. Belakangan, dalam RDG BI Maret, BI kembali menurunkan target pertumbuhan kredit perbankan tahun ini menjadi hanya 6 persen—8 persen.

Heru mengatakan, kinerja perbankan Tanah Air pada kuartal pertama 2020 masih positif. Pemerintah melakukan segala upaya untuk sebisa mungkin menekan dampak negatif dari Covid-19. Evaluasi atas target kredit baru akan dilakukan akhir semester pertama nanti.

“Kecukupan modal bank ini sampai dengan sekarang, masih kita lihat bagus di 22,42 persen. Likuiditas bagi bank besar yang diukur dengan LCR [liquidity coverage ratio] masih di atas 200 persen. Artinya masih oke. Rasio kredit bermasalah gross juga masih di 2,79 persen, sedangkan netnya berada pada 1 persen,” katanya.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menambahkan bahwa dirinya meyakini masih ada peluang pemulihan kondisi ekonomis di sisa tahun ini. (M. Richard)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper