Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Mandiri Restrukturisasi Kredit Debitur UMKM, Kapan Segmen Korporasi?

Bank Mandiri telah merestrukturisasi kredit UMKM. Jumlah debitur Bank mandiri yang mendapatkan restrukturisasi adalah nomor tiga terbesar.
Karyawan menghitung uang pecahan Rp100.000 disalah satu kantor cabang milik PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang ada di Jakarta, Senin (7/10). Bisnis/Nurul Hidayat
Karyawan menghitung uang pecahan Rp100.000 disalah satu kantor cabang milik PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang ada di Jakarta, Senin (7/10). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) telah menyetujui restrukturisasi 10.592 debitur dengan total baki debit Rp4,1 triliun.

Proses restrukturisasi kredit ini lebih baru diterapkan pada debitur UMKM. Jumlah debitur Bank mandiri yang mendapatkan restrukturisasi adalah nomor tiga terbesar.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, posisi pertama dan kedua debitur terbanyak berasal dari BRI sebanyuak 134.258 debitur dan Bank BTN 17.481 debitur. Lalu disusul oleh Bank Mandiri sebanyak 10.592 debitur dan BTN hingga 6.328 debitur.

Corporate Secretary Bank Mandiri Rully Setiawan mengatakan, untuk debitur segmen korporasi yang mengajukan permohonan restrukturisasi, pada saat ini masih dalam proses kajian dan analisa. Pasalnya, pinjaman dari nasabah korporasi membutuhkan kajian lebih dalam dibandingkan segmen UMKM.

Dalam memberikan persetujuan restrukturisasi, lanjut Rully, Bank Mandiri telah mempertimbangkan track record pembayaran dan kondisi usaha debitur akibat terdampak COVID-19. Pengajuan restrukturisasi pun dinilai cukup mudah, yakni debitur pun melakukan pengajuan dengan menghubungi petugas yang bisa dilakukan melalui sarana elektronik.

Berdasarkan restrukturisasi yang telah disetujui, sebagian besar debitur Bank Mandiri mendapatkan relaksasi penundaan pembayaran pokok dan/atau bunga. Soal periode waktu mendapatkan relaksasi, sebagian besar debitur memilih waktu pembayaran tidak sampai batas maksimal dan sesuai dengan evaluasi dari petugas bank.

Menurutnya, tanpa adanya himbauan pemerintah sekalipun, kebijakan pelaksanaan restrukturisasi akan menjadi langkah utama Bank Mandiri untuk membantu debitur yang mengalami kesulitan pembayaran selama berlangsungnya krisis wabah virus corona.

"Dalam rangka mengajukan dan pelaksanaan restrukturisasi, banyak debitur yang masih memiliki kemampuan membayar, saat ditawarkan restrukturisasi mereka masih mau bayar sesuai kesepakatan awal,” katanya kepada Bisnis, Minggu (12/4/2020).

Bank Mandiri pun optimistis debitur yang telah mendapatkan persetujuan restrukturisasi kredit akan memiliki kemampuan dalam melaksanakan komitmen pembayaran angsuran sesuai kesepakatan. Pasalnya, setelah wabah Covi-19 mampu diatasi, kegiatan usaha debitur diharapkan akan berjalan dengan normal kembali.
"Kami tunggu penyebaran virus mereda tertangani dengan baik, dalam beberapa bulan diharapkan bisa recovery," katanya.

Rully mengatakan pemberian restrukturisasi pada debitur terdampak COVID-19 tidak berbeda dengan kebijakan serupa yang sebelumnya pernah dikeluarkan Bank Mandiri. Hanya saja, yang membedakan kebijakan restrukturisasi saat ini dengan sebelumnya adalah pada cakupan jumlah debitur yang mengajukan permohonan restrukturisasi.

Sebelumnya, dalam kondisi normal, kebijakan restrukturisasi dapat dikeluarkan Bank Mandiri untuk ke beberapa debitur dengan syarat tertentu. Sementara itu, di tengah wabah, kebijakan restrukturisasi diberlakukan secara masal lantaran kesulitan yang dialami debitur bukan karena kondisi usaha melainkan faktor lain yang tidak dapat dihindari atau diantisipasi oleh debitur.

Bank Mandiri sudah melakukan analisis mendalam untuk pemahaman profil debitur. Lewat analisis tersebut, debitur yang kemungkinan terdampak COVID-19, didata untuk kemungkinan mengikuti proses dan kebijakan restrukturisasi.

"Jadi perlakuannya sama, cuma memang scope lebih nasional," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper