Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. akan menerbitkan surat utang berdenominasi rupiah senilai Rp5 triliun tahun ini.
Direktur Finance, Planning, & Treasury PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Nixon L. P. Napitupulu mengatakan perseroan akan menerbitkan surat utang rupiah, bukan valas, seperti yang akan diterbitkan oleh banyak perusahaan pelat merah saat ini.
"Bukan valas, tetapi rupiah dengan nilai sekitar Rp5 triliun tahun ini,” katanya kepada Bisnis, Selasa (12/5/2020).
Nixon menyebutkan penerbitan tersebut untuk memperbarui utang yang akan jatuh tempo pada tahun ini. Perseroan pun berharap penerbitan surat utang kali ini dapat menekan beban dana perseroan guna menjaga tingkat margin.
“Kami berharap imbal hasilnya di kisaran 7 persen.. Namun kami masih perlu melihat perkembangan pasar surat utang 2 sampai 3 bulan ini,” ucapnya.
Sebelumnya, BTN menyebutkan akan melakukan revisi target pertumbuhan kredit. Hal tersebut mengantisipasi perkembangan penyebaran virus corona yang terus menunjukkan angka peningkatan dan memperlambat ekspansi bisnis.
Sebelumnya, Nixon mengatakan perseroan juga khawatir akan dampak ekonomi yang lebih dalam terhadap debitur, yang akhirnya tidak dapat memenuhi kewajibannya untuk mengangsur.
“Dalam kondisi seperti saat ini perseroan lebih memilih langkah untuk peningkatan efisiensi, memperkuat cadangan dan likuiditas agar tetap bertahan,” kata Nixon.