Bisnis.com, JAKARTA -- PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali) menyatakan dampak kebijakan pembatasan sosial skala besar atau PSBB terhadap kinerja asuransi, baru akan dirasakan pada kuartal kedua tahun ini.
CEO Generali Edy Tuhirman menyebutkan kinerja perseroan masih tumbuh positif pada kuartal pertama, meski sudah mulai diumumkan adanya pasien Covid-19 pada awal Maret.
"Pada kuartal I/2020, pertumbuhan premi [gross written premium/GWP] tumbuh 10,4 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Ini membuktikan pembatasan sosial yang terjadi mulai Maret belum mengganggu pertumbuhan perusahaan. Dampak atas terjadinya pembatasan sosial mungkin baru terasa di kuartal ke II tahun ini," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (13/5/2020).
Sebelumnya, OJK merilis data terbaru tentang premi di industri asuransi turun signifikan, khususnya asuransi jiwa. OJK mencatat premi industri asuransi jiwa pada kuartal pertama 2020 terkontraksi -13,8 persen yoy, sedangkan Desember 2019 hanya -0,38 persen yoy.
Edy menyatakan saat ini Generali masih tetap berupaya untuk terus menjalankan roda bisnis perusahaan, dengan tetap melakukan penjualan produk walau tanpa tatap muka. End to end process di Generali juga sudah dilakukan secara digital sehingga mempermudah proses kerja.
Selain itu, walaupun para tenaga pemasar Generali bekerja dari rumah, pihaknya tetap memastikan mereka tetap aktif dan produktif dari rumah, dengan dukungan penuh dari berbagai sisi, mulai dari strategi marketing berupa campaign khusus untuk penjualan tanpa face to face interaction, hingga proses pengajuan polis dan klaim yang sudah bisa melalui sistem online.
Baca Juga
Untuk penjualan produk, pihaknya cepat beradaptasi dengan melakukan penjualan produk tradisional yang mudah dan praktis, di mana saat ini Generali sedang gencar memasarkan iSalaam, produk asuransi jiwa tradisional berprinsip Syariah.
"ISalaam memberikan manfaat yang pasti dan melindungi hingga seumur hidup dan premi pun sangat terjangkau. Produk ini bisa didapatkan dengan sangat mudah, cepat, sederhana, tanpa tatap muka dan polis sudah berbentuk e-policy," ujarnya.
Selain itu, iSalaam juga memiliki manfaat pembebasan kontribusi apabila terjadi risiko meninggal dunia pada pemegang polis dan juga dilengkapi juga dengan fitur wakaf sehingga nasabah bisa sambil beribadah sekaligus mendapatkan perlindungan jiwa.
Selain melalui keagenan, Edy menyatakan jalur distribusi lainnya juga tetap diperkuat dengan melakukan inovasi-inovasi pemasaran digital dan kemudahan layanan nasabah.