Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia melaporkan total aset yang dimiliki hingga akhir 2019 senilai Rp2.351 triliun atau naik 2,89 persen dibandingkan dengan tahun lalu.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan pada Harian Bisnis Indonesia, Rabu (27/5/2020), aset Bank Sentral tersebut terdiri dari emas senilai Rp53,48 triliun, aset keuangan untuk kebijakan moneter Rp2.086 triliun, hak tarik khusus di lembaga keuangan internasional Rp36,58 trilun, tagihan Rp140,76 triliun, dan aset nonkebijakan senilai Rp34,41 triliun.
Sementara itu, liabilitas Bank Indonesia terdiri dari uang dalam peredaran selama 2019 senilai Rp793,74 triliun, liabilitas keuangan untuk pelaksanaan kebijakan moneter Rp996,14 triliun, alokasi hak tarik khusus dari lembaga keuangan internasional Rp38,07 triliun.
Kemudian, liabilitas keuangan kepada pemerintah senilai Rp162,91 triliun, kewajiban nonkebijakan Rp19,63 triliun, selisih revaluasi Rp106,98 triliun, modal Rp3,73 triliun, dan akumulasi surplus Rp230,12 triliun.
Selain itu, lebih rinci, cadangan umum Bank Indonesia selama 2019 adalah senilai Rp169,01 triliun, cadangan tujuan Rp27,76 triliun, dan surplus tahun berjalan Rp33,35 triliun.
Total jumlah penghasilan Bank Indonesia selama 2019 tercatat senilai Rp91,80 triliun atau turun 13,29 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Penurunan penghasilan terlihat bersumber dari penurunan sejumlah instrumen seperti pelaksanaan kebijakan moneter yang hanya senilai Rp90,16 triliun, pengelolaan sistem pembayaran Rp373,57 triliun, dan pendapatan dari penyediaan pendanaan Rp147,86 triliun.
Beban Bank Indonesia selama 2019 juga mengalami peningkatan sebesar 13,47 persen menjadi Rp46,58 triliun. Beban terbesar berasal dari kebijakan moneter yang selama 2019 senilai Rp23,78 triliun.