Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suku Bunga Kredit dan Simpanan Kompak Turun pada April 2020

Berdasarkan analisis uang beredar Bank Indonesia yang dirilis Rabu (3/6/2020), pada April 2020 rerata tertimbang suku bunga kredit sebesar 10,14 persen atau turun 19 basis poin.
Ilustrasi suku bunga deposito pada Januari 2016./JIBI-Abdullah Azzam
Ilustrasi suku bunga deposito pada Januari 2016./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA -- Suku bunga kredit dan simpanan berjangka pada hampir seluruh tenor mengalami penurunan sepanjang pada April 2020 seiring dengan penurunan suku bunga acuan.

Berdasarkan analisis uang beredar Bank Indonesia yang dirilis Rabu (3/6/2020), pada April 2020 rata-rata tertimbang suku bunga kredit tercatat sebesar 10,14 persen atau turun 19 basis poin dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 10,33 persen.

Begitu juga dengan rata-rata tertimbang suku bunga simpanan berjangka mengalami penurunan pada hampir seluruh jenis tenor.

Suku bunga simpanan berjangka tenor 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan menurun dari masing-masing 5,76 persen, 6,09 persen, 6,42 persen, dan 6,6 persen pada Maret 2020 menjadi 5,69 persen, 5,92 persen, 6,31 persen, dan 6,52 persen pada April 2020.

Sementara itu, suku bunga bunga simpanan berjangka tenor 24 bulan tercatat stabil sebesar 7,32 persen.

Adapun, kredit yang disalurkan perbankan mengalami perlambatan pada April 2020 yang hanya tumbuh 4,9 persen yoy lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 7,2 persen yoy.

Begitu juga dengan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) pada April 2020 tercatat senilai Rp5.883,4 triliun atau tumbuh 8 persen yoy. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 9,6 persen yoy.

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Lando Simatupang sebelumnya mengatakan pelaku industri perbankan saat ini mendapat garansi yang cukup kuat untuk menjaga likuditas di tengah pandemi virus corona.

Hal ini pun membuat upaya penurunan suku bunga deposito berjalan cukup lancar untuk menjaga margin bunga bersih (net interest margin/NIM) tahun ini yang sedang tertekan.

"Saya lihat trennya cukup bagus bagi bank. Saya rasa masih akan dapat berlanjut pada kuartal kedua tahun ini," katanya.

Di samping itu, Lando menyebutkan penurunan suku bunga deposito ini juga bertujuan untuk mengimbangi tekanan kredit bermasalah yang berpotensi naik pada tahun ini.

"Jika rasio non-performing loan naik, maka bank butuh margin yang cukup untuk menyerap potensi kerugian tersebut," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper