Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Mandiri Paling Akhir Rilis Kinerja Kuartal I dari Bank BUMN lain. Ini Sebabnya

Bank Mandiri membukukan pertumbuhan laba setelah pajak sebesar 9,44 persen selama kuartal I/2020 dibandingkan periode sama tahun lalu menjadi Rp7,92 triliun.
Karyawan melintas di dekat logo milik Bank Mandiri di Jakarta, Kamis (8/8/2019). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan melintas di dekat logo milik Bank Mandiri di Jakarta, Kamis (8/8/2019). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. baru saja melakukan paparan kinerja selama kuartal I/2020 pada Senin (8/6/2020) atau sedikit terlambat dibandingkan dengan bank milik negara lainnya.

Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Silvano Winston Rumantir mengatakan paparan kinerja kuartal I/2020 yang baru dilakukan saat ini berkaitan dengan penerbitan global bond bank.

Adapun, Bank Mandiri melakukan penerbitan obligasi pada pertengahan Mei 2020 lalu sehingga perlu melakukan jeda dalam melakukan paparan kinerja. Jeda penerbitan global bond dengan paparan kinerja adalah selama 14 hari yang tepat jatuh pada hari ini.

"Jadi, ini kenapa kami tidak melakukan paparan kinerja pada dua minggu lalu," katanya dalam public expose virtual, Senin (8/6/2020).

Sesuai dengan laporan kinerjanya, Bank Mandiri membukukan pertumbuhan laba setelah pajak sebesar 9,44 persen selama kuartal I/2020 dibandingkan periode sama tahun lalu (year on year/YoY) menjadi Rp7,92 triliun.

Pertumbuhan laba ini terutama didorong oleh peningkatan pendapatan non bunga (fee based income/FBI) sebesar 23,95 persen YoY menjadi Rp7,7 triliun selama kuartal I/2020. Selain FBI, pendapatan margin atau net interest income (NII) Bank Mandiri juga tumbuh selama kuartal I/2020 sebesar 9,05 persen menjadi Rp16,16 triliun.

Secara total, selama kuartal I/2020, pendapatan operasional tumbuh 13,46 persen YoY, sedangkan dari sisi biaya operasional tumbuh 13,26 persen YoY dan biaya cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) tumbuh 26,19 persen YoY menjadi Rp3,4 triliun.

Menurutnya, peningkatan biaya CKPN atau pencadangan tersebut seiring dengan pemberlakukan PSAK 71 dan antispasi penurunan kualitas kredit.

Hingga Maret 2020, aset Bank Mandiri mencapai Rp1.320 triliun. Selama kuartal 1/2020, Bank Mandiri mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 14,20 persen YoY menjadi Rp902,68 triliun, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 13,72 persen YoY menjadi Rp941,34 triliun.

Rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) berada di kisaran 2,36 persen atau turun 0,32 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) masing-masing dijaga pada kisaran 3,17 persen dan 17,23 persen.

Liquidity Funding Ratio (LFR) selama kurtal I/2020 tercatat sebesar 92,8 persen (bank only). Selama periode sama, cost to income dan rasio kucukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) masing-masing tercatat sebesar 43,36 persen dan 17,65 persen.

"Sampai kuartal I/2020, di tengah pandemi Covid-19, Bank Mandiri masih tunjukkan kinerja, dampak [Covid-19] baru terlihat pada pencapaian kinerja kuartal II/2020," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper