Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) memacu peningkatan rasio dana murah di tengah perlambatan permintaan kredit.
Hanawijaya, Direktur Bisnis Ritel & Unit Usaha Syariah Bank Jateng, mengatakan perseroan saat ini berupaya mengurangi porsi dana mahal untuk menekan biaya bunga dan sejalan dengan perlambatan permintaan kredit di tengah pandemi Covid-19.
Perseroan mencatat, pencapaian himpunan dana pihak ketiga (DPK) hingga akhir Mei 2020 adalah senilai Rp56 triliun.
Hanawijaya mengatakan nilai DPK tersebut tercapai 102 persen dari target perseroan tahun ini yang senilai Rp55 triliun.
"Pertumbuhan DPK tersebut lebih banyak disebabkan oleh pencapaian giro dan tabungan yang tercapai sesuai target dan tumbuh cukup baik," katanya kepada Bisnis, Sabtu (13/6/2020).
Hanawijaya memaparkan dari total DPK perseroan per Mei 2020, giro terealisasi senilai Rp13 triliun, tumbuh sebesar 11 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Dana giro tersebut tercapai 104 persen dari rencana senilai Rp12 triliun.
Sejalan dengan peningkatan giro, tabungan di Bank Jateng terealisasi senilai Rp21 triliun atau tercapai 106 persen dari rencana senilai Rp20 triliun. Tabungan di Bank Jateng per Mei 2020 tumbuh sebesar 23 persen yoy.
Baca Juga
Sementara itu, Hanawijaya mengatakan deposito per Mei 2020 mengalami penurunan. Realisasi himpunan deposito hingga Mei 2020 tercatat senilai Rp22 triliun.
"Deposito terealisasi sebesar Rp22 triliun masih sesuai dengan rencana. Turunnya deposito karena bagian dari strategi agar biaya dana turun," tuturnya.
Hanawijaya menambahkan himpunan DPK perseroan tersebut didukung dengan berbagai strategi, di antaranya menjaga nasabah korporasi eksisting, mengoptimalisasi dana desa, dan menghadirkan program tematik yang disukai dan sesuai keinginan nasabah.