Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) segera angkat bicara soal perkembangan kasus PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Badan tersebut akan menyampaikan perkembangan penyelidikan kasus seiring terus munculnya tersangka baru.
Pemaparan BPK itu akan berlangsung pada hari ini, Senin (29/6/2020) di Kantor Pusat BPK, Jakarta pada pukul 09.30 WIB. Ketua BPK Agung Firman Sampurna bersama sejumlah pejabat BPK lainnya dijadwalkan hadir dalam konferensi pers tersebut.
"Akan dilaksanakan konferensi pers terkait kasus PT Asuransi Jiwasraya (Persero) oleh Ketua BPK Agung Firman Sampurna," tertulis dalam undangan resmi BPK.
BPK memiliki peran dalam melakukan audit investigasi terhadap Jiwasraya atas perintah Menteri Keuangan Sri Mulyani. Namun, hingga kini hasil audit tersebut belum disampaikan kepada publik, hanya sebagian poin yang diketahui publik melalui paparan pihak BPK.
Kasus Jiwasraya terus memanas setelah Kejaksaan Agung (Kejagung) telah menetapkan 13 perusahaan manajer investasi dan Deputi Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berinisial FH sebagai tersangka. Hal tersebut menambah daftar pelaku megaskandal asuransi ini.
Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Hari Setiyono mengemukakan bahwa 13 perusahaan tersebut telah berkontribusi merugikan keuangan negara hingga mencapai Rp12,15 triliun dari total keseluruhan kerugian Rp16,81 triliun pada kasus korupsi Jiwasraya.
Baca Juga
"Dari 13 perusahaan tadi, kerugiannya mencapai Rp12,15 triliun. Kerugian ini bagian dari hitungan Rp16,81 triliun kemarin," ujar Hari.
Selain itu, salah seorang terdakwa kasus korupsi Jiwasraya Benny Tjokro melemparkan tudingan bahwa terdapat andil emiten-emiten milik Bakrie Group. Direktur Utama PT Hanson International Tbk. itu menyatakan Jiwasraya pernah berinvestasi ke emiten-emiten grup Bakrie.
"Paling besar grup Bakrie di swasta, menurut informasi pada 2006 saat grup Bakrie itu sahamnya lagi tinggi-tingginya, sekarang semua nilainya Rp50, ruginya berapa. Menurut info yang saya dapat di 2008 itu ruginya sudah Rp6,7 triliun, mereka pake uang berbunga, karena gak di-drop pemerintah, mereka pakai uang JS Saving," ujar Benny.