Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Konsolidasi Tugu Insurance Tumbuh 145,7 Persen pada 2019

Kinerja Tugu Insurance pada tahun lalu tidak terlepas dari upaya perseroan untuk mengelola risiko dengan prinsip kehati-hatian.
(Dari kiri ke kanan) Komisaris Independen M. Harry Santoso , Presiden Komisaris Koeshartanto, Presiden Direktur Indra Baruna, dan Direktur Keuangan & Jasa Korporat Muhammad  Syahid dalam RUPST PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia, Selasa (30/6/2020)/Dokumentasi Perusahaan
(Dari kiri ke kanan) Komisaris Independen M. Harry Santoso , Presiden Komisaris Koeshartanto, Presiden Direktur Indra Baruna, dan Direktur Keuangan & Jasa Korporat Muhammad Syahid dalam RUPST PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia, Selasa (30/6/2020)/Dokumentasi Perusahaan

Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk. atau Tugu Insurance mencatatkan peningkatan kinerja, baik dari sisi finansial maupun operasional, pada tahun buku 2019. Perseroan membukukan pertumbuhan laba tahun berjalan konsolidasian hingga 145,7 persen (year-on-year/yoy).

Presiden Direktur Tugu Insurance Indra Baruna menjelaskan bahwa perseroan membukukan laba konsolidasian Rp505,7 miliar pada 2019 atau tumbuh dari Rp205,9 miliar pada 2018. Sementara itu, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat tumbuh 84,1 persen (yoy) yakni senilai Rp458,7 miliar.

Hingga Desember 2019, perolehan premi bruto konsolidasian tercatat senilai Rp6,4 triliun, tumbuh 26,5 persen (yoy) dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp5,1 triliun. Adapun, kinerja hasil underwriting konsolidasian pada 2019 tercatat tumbuh 28 persen (yoy) senilai Rp922,2 miliar, dari 2018 senilai Rp720,7 miliar.

Di induk perusahaan, kinerja hasil underwriting juga mengalami peningkatan, di mana pada pada 2018 tercatat sebesar Rp552,2 miliar lalu tumbuh hingga 18,9 persen (yoy) pada 2019 menjadi Rp656,8 miliar.

Menurut Indra, kinerja moncer Tugu Insurance pada tahun lalu tidak terlepas dari upaya perseroan untuk mengelola risiko dengan prinsip kehati-hatian, baik dari aspek underwriting maupun dalam pengelolaan investasi.

Selain itu, peningkatan premi dikontribusikan terutama dari produk aviasi, kebakaran, aneka dan rekayasa, hingga kendaraan bermotor.

“Untuk meningkatkan hasil underwriting, kami telah melakukan pemetaan akun-akun yang memiliki hasil underwriting yang baik untuk dipertahankan. Kami juga memaksimalkan kapasitas retensi untuk risiko-risiko baik tersebut,” ujar Indra usai gelaran Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tugu Insurance di Jakarta, Selasa (30/6/2020).

Dia menjabarkan bahwa produk kendaraan bermotor secara induk memberikan kontribusi pertumbuhan yang signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Premi produk tersebut tumbuh hingga 125,5 persen (yoy) menjadi senilai Rp204,2 miliar pada tahun 2019 dan hasil underwriting-nya naik 85,4 persen (yoy) menjadi Rp45,8 miliar pada 2019.

Menurut Indra, pertumbuhan tersebut sejalan dengan implementasi strategi perseroan dalam mengembangkan sektor ritel. Produk unggulan untuk kendaraan bermotor roda dua bernama “t ride” dan untuk kendaraan bermotor roda empat yakni “t drive” dinilai berhasil menggenjot pendapatan perseroan.

"Bisnis asuransi kendaraan bermotor berkontribusi positif pada hasil underwriting induk perusahaan, dan merupakan tiga besar kontributor dari sisi net premium written,” ujarnya.

Anak usaha PT Pertamina (Persero) yang berkode saham TUGU tersebut juga mencatatkan pertumbuhan hasil investasi konsolidasian hingga 85,3 persen pada tahun buku 2019. Menurut Indra, hasil tersebut di antaranya didorong oleh peningkatan dana kelolaan dan suku bunga rata-rata investasi deposito.

Selain itu, keuntungan kenaikan nilai efek-efek dan peningkatan komposisi portofolio investasi instrumen keuangan dalam mata uang Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat dinilai turut mendorong perolehan investasi dari perseroan.

Di akhir tahun buku konsolidasian 2019, Tugu Insurance memiliki total aset Rp20,7 triliun atau tumbuh 18,9 persen (yoy) dibandingkan dengan 2018 senilai Rp17,4 triliun. Adapun, ekuitas perseroan pada 2019 mencapai Rp8,3 triliun atau tumbuh 11,5 persen (yoy) dari 2018 senilai Rp7,4 triliun.

Tugu Insurance mencatatkan tingkat risk based capital (RBC) 434 persen, berada jauh di atas ketentuan batas minimum Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu sebesar 120 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper