Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kredit Masih Lesu, BI Bilang Suku Bunga Acuan Masih Bisa Turun

Bank Indonesia masih membuka ruang penurunan seiring dengan tertekannya penyaluran kredit dari perbankan ke masyarakat.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo, berfoto seusai pengambilan sumpah jabatan di Mahkamahh Agung, Jakarta, Rabu (18/4/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo, berfoto seusai pengambilan sumpah jabatan di Mahkamahh Agung, Jakarta, Rabu (18/4/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia kembali menegaskan ruang penurunan suku bunga acuan masih sangat terbuka, meski telah dipangkas menjadi 4,25 persen pada Juni 2020 lalu.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo mengatakan suku bunga acuan masih bisa kembali turun sepanjang inflasi dan nilai tukar rupiah terjaga stabil.

Dia memandang upaya ini dapat mendorong ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19. Pasalnya, pertumbuhan kredit dan pembiayaan masih lemah.

Per Mei 2020, kredit perbankan tercatat hanya tumbuh 3,04 persen secara tahunan, sementara dana pihak ketiga tumbuh jauh lebih tinggi, yaitu sebesar 8,8 persen secara tahunan.

"Dengan likuiditas yang besar, pertumbuhan kredit masih tumbuh di kisaran yang rendah, kredit hanya tumbuh 3,04 persen yoy sementara DPK tumbuh 8,8 persen," katanya, Jumat (3/7/2020).

Dody menilai, pertumbuhan kredit 3 persen ini memang menggambarkan permintaan yang masih lemah. Namun jika dibandingkan dengan kapasitas likuiditas yang dimiliki perbankan saat ini, pertumbuhan kredit masih sangat rendah.

"Tetapi melihat likuiditas yang sangat besar ini menjadi tantangan bagaimana kredit bisa tumbuh. Tentu harus ada permintaan sektor riil, jadi BI terus bersinergi dengan pemerintah mendorong sektor riil," katanya.

Di samping itu, Dody juga menyoroti penurunan suku bunga perbankan masih relatif rendah. Sejak medio 2019 lalu, BI telah memangkas suku bunga acuan sebesar 175 basis poin (bps), sementara bunga kredit bank hanya turun 69 bps.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper