Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyaluran Pinjaman via Fintech Masih Positif per Mei 2020, Ini Sektor Penyelamatnya

Walaupun tercatat naik, kenaikan akumulasi penyaluran pinjaman Fintech per bulan pada periode 2020 jauh lebih rendah dari kenaikan per bulan pada periode 2019.
Ilustrasi teknologi finansial/Flickr
Ilustrasi teknologi finansial/Flickr

Bisnis.com, JAKARTA - Akumulasi penyaluran pinjaman teknologi finansial (tekfin/fintech) tercatat masih tumbuh positif pada periode Mei 2020, yang notabene masih berada dalam masa pandemi Covid-19.

Deputi Direktur Pengaturan, Penelitian, dan Pengembangan Fintech Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Munawar Kasan mengungkap bahwa akumulasi penyaluran pinjaman per Mei 2020 mencapai Rp109,18 triliun. 

Dalam diskusi Konsistensi Pemberantasan Fintech Ilegal di Masa Pandemi bersama Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), Munawar mengungkap nilai ini tercatat naik 166,03 persen (year-on-year/yoy) dari periode Mei 2019, serta naik 3,12 persen (year-to-date/ytd) dari posisi April 2020 yang mencatatkan angka Rp106,06 triliun. 

"Akumulasi rekening lender juga naik 187,87 persen (yoy) mencapai 25.189.941 entitas. Sementara rekening borrower naik 36,22 persen (yoy) mencapai angka 654.201 entitas. Outstanding pinjaman Mei 2020 naik 54,63 persen secara year on year, menjadi Rp12,86 triliun," ujarnya, Senin (13/7/2020).


Namun demikian, Ketua Bidang Humas dan Kelembagaan AFPI Tumbur Pardede mengingatkan bahwa walaupun tercatat naik, kenaikan ini jauh di bawah kenaikan per bulan dari periode sebelumnya. 

Pasalnya, pada Mei 2019 akumulasi penyaluran pinjaman sebesar Rp41,03 triliun tercatat naik 10,87 persen (ytd) dari posisi April 2019 sebesar Rp37,01 triliun. 

Begitu juga penyaluran pembiayaan periode April 2020 yang naik 3,57 persen (ytd) dari posisi Maret 2020 sebesar Rp 102,53 triliun. Bandingkan dengan penyaluran April 2019 yang naik 11,48 persen (ytd) dari Maret 2019 sebesar Rp 33,20 triliun. 

"Memang masih ada peningkatan penyaluran dari April ke Mei 2020 sebesar 3,12 persen [ytd], namun jika dibandingkan dari April-Mei tahun lalu yang masih 10,87 persen [ytd], melambat 7,75 persen. Hal ini karena para penyelenggara fintech P2P lending khususnya sektor multiguna [konsumer] agak mengurangi penyaluran pinjaman baru untuk mengantisipasi gagal bayar," kata Tumbur.

Baca Juga : Sehatkan Fintech Terdampak Corona, Ini Upaya Asosiasi

Tumbur mengungkap bahwa ada beberapa sektor yang dominan sebagai 'penyelamat' kinerja Fintech. Misalnya para pengusaha yang membutuhkan modal segera karena shifting ke sektor kesehatan, serta para pelaku usaha yang berhubungan dengan e-commerce.

Ketua Harian AFPI Kuseryansyah menambahkan selama masa wabah Covid-19 ini secara umum penurunan terjadi hampir pada sebagian besar platform penyelenggara fintech P2P lending

Namun, Kuseryansyah sepakat bahwa beberapa sektor, khususnya pembiayaan produktif, memang mengalami peningkatan penyaluran pembiayaan.

Di antaranya, pembiayaan di sektor kesehatan seperti usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) farmasi dan alat pendukung kesehatan. Begitu juga sektor yang terkait distribusi pangan, produk agrikultur, makanan kemasan. 


Sektor telekomunikasi dan ekosistem online yang menjadi layanannya, juga semakin banyak digunakan untuk mendukung kehidupan sehari-hari dan berpotensi untuk berkembang terus seiring pergeseran perilaku konsumsi masyarakat.

Namun demikian, demi mengantisipasi risiko gagal bayar pada masa pandemi Covid-19, menurutnya para pelaku industri Fintech P2P lending masih akan menjaga kinerja positif dengan selektif menyalurkan pembiayaan, khususnya ke peminjam baru.

"Dengan demikian diharapkan dapat menjaga peran aktif fintech P2P lending untuk meningkatkan pendanaan bagi masyarakat yang selama ini belum tersentuh lembaga keuangan formal. Hal ini mengingat kebutuhan pembiayaan masyarakat sangat besar yakni lebih dari Rp1.000 triliun," tutup Kuseryansyah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper