Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan kredit PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Tbk. sepanjang kuartal II tahun ini masih bisa tumbuh 9,8 persen secara tahunan.
Realisasi tersebut di atas rata-rata pertumbuhan industri perbankan nasional data per-Mei 2020 yaitu sebesar 3,04 persen.
Dengan pertumbuhan kredit tersebut, laba bersih BJBR tetap tumbuh di tengah perlambatan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Tercatat Bank BJB memperoleh laba bersih mencapai Rp808 miliar, tumbuh tipis dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.
Total nilai aset yang dimiliki perseroan pun tumbuh sebesar 3,8 persen year on year (yoy) menjadi Rp125,3 triliun.
Tingkat risiko dapat terkelola dengan baik yang mencerminkan terjaganya kualitas penyaluran kredit perusahaan dengan rasio kredit macet (non-performing loan/NPL) di angka 1,6 persen atau turun 14 poin yoy.
Catatan NPL ini jauh lebih rendah ketimbang catatan kredit macet rata-rata bank nasional hingga April 2020, yakni 2,89 persen bahkan lebih baik dibandingkan dengan NPL triwulan sebelumnya sebesar 1,65 persen.
Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi mengatakan catatan positif yang dibubuhkan perseroan ini berhasil diperoleh berkat respons cepat perusahaan untuk beradaptasi dengan perubahan situasi bisnis.
Menurutnya, keberhasilan mempertahankan tren pertumbuhan di tengah situasi serba menantang seperti saat ini juga ikut didorong solidnya kondisi internal perusahaan.
"Setiap bagian dalam perusahaan saling berbagi peran dalam mendorong semua lini usaha Bank BJB agar tetap dapat menorehkan pertumbuhan berkualitas," kata Yuddy dalam Analyst Meeting Triwulan II 2020 Bank BJB, Selasa (28/7/2020).
Dia melanjutkan pertumbuhan positif ini diikuti dengan upaya perseroan untuk mendukung langkah pemerintah dalam agenda percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Seperti diketahui, BJBR baru saja mendapat kepercayaan untuk menjadi salah satu bank mitra penerima penempatan dana pemerintah. Perusahaan akan menggunakan dana tersebut untuk disalurkan kepada sektor-sektor produktif baik ke segmen UMKM ataupun komersial.
Dukungan Bank BJB, menurutnya, tersebut diharapkan dapat mendorong menghidupkan urat nadi ekonomi masyarakat yang sempat melemah karena pandemi Covid-19.
Di luar itu, Yuddy mengklaim Bank BJB tercatat sebagai salah satu bank yang paling awal dalam penerapan kebijakan restrukturisasi kredit kepada nasabah yang terdampak kesulitan akibat Covid-19.
Perseroan pun masih tetap menyelenggarakan kegiatan pembinaan pelaku usaha, khususnya pelaku UMKM via Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (PESAT) dan program lainnya dengan tetap menjalankan protokol kesehatan.