Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. mengoptimalkan layanan digital untuk mengerek jumlah dana murah (current account saving account/CASA) pada sisa bulan pada tahun ini.
Pada Mei 2020, dana pihak ketiga (DPK) BRI tumbuh 10,48 persen secara yoy. Kenaikan itu disebabkan oleh komponen deposito yang tumbuh 20,28 persen, sementara dana murah hanya tumbuh 3,91 persen.
Alhasil, rasio CASA turun 3,56 persen dari 59,83 persen pada Mei 2019 menjadi 56,27 persen pada Mei 2020.
Penurunan rasio CASA BRI menjadi yang paling dalam di antara dua bank Himbara lainnya. Rasio dana murah Bank Mandiri dan BTN masing-masing turun 0,10 persen dan 0,02 persen. Sementara rasio CASA BNI naik 4,20 persen.
Direktur Konsumer BRI Handayani menjelaskan pertumbuhan deposito yang lebih tinggi dari industri karena situasi pandemi mendorong masyarakat cenderung menyimpan uangnya dalam instrumen yang konservatif.
Nasabah banyak memindahkan dana dari tabungan ke deposito untuk mendapatkan bunga yang lebih tinggi.
"Karena tidak banyak keperluan untuk bertransaksi sehingga banyak yang memindahkan dana dari tabungan ke deposito untuk mendapatkan bunga yang lebih tinggi," katanya, Selasa (4/8/2020).
Untuk mengerek pertumbuhan dana murah, kata dia, BRI meningkatkan penetrasi mobile banking dan internet banking untuk nasabah tabungan dan giro dalam bertransaksi.
"Diharapkan tabungan dan gironya menjadi aktif dan rata-rata saldonya meningkat," ujarnya.