Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Permata Tbk. memprediksi penurunan laba bersih perseroan sekitar 25 persen - 50 persen pada tahun ini. Manajemen menyebutkan proyeksi tersebut didasarkan pada performa paruh pertama tahun ini.
"Besar penurunan laba bersih tahun ini mencapai 25% hingga 50% dibandingkan dengan 2019," demikian disebutkan manajemen dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Senin (10/8/2020).
Adapun, perseroan belum menyampaikan laporan keuangan kuartal II/2020 audited. Namun, kinerja Januari-Maret 2020 pun sedikit menggambarkan kondisi keuangan sampai akhir tahun.
Laba bersih emiten berkode BNLI tergerus hampir 100 persen menjadi hanya Rp1,74 miliar pada kuartal pertama tahun ini, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp377,36 miliar.
Meski demikian, manajemen menyampaikan masih dapat fokus pengembangan bisnis fungsi intermediasi di sektor tidak terdampak untuk tetap menjaga keberlangsungan bisnis tahun ini. Dengan adanya dampak Pandemi terhadap perlambatan pertumbuhan perekonomian domestik yang berdampak pada perlambatan pertumbuhan kredit yang diberikan.
Namun, perseroan tetap berfokus pada penyaluran kredit kepada debitur yang bergerak di sektor yang relatif tidak terdampak atau memiliki tingkat risiko kredit yang relatif lebih rendah, dengan menerapkan prinsip kehati-hatian. Manajemen melanjutkan perseroan pun akan tetap berupaya untuk menumbuhkan dana pihak ketiga dari sumber dana yang stabil dan efisien yaitu tabungan dan giro.
Baca Juga
"Sementara itu, dari sisi pendapatan operasional, mengingat tekanan marjin bunga dan perlambatan pertumbuhan kredit, saat ini bank berfokus pada pertumbuhan fee-based income," katanya.
Dalam mendukung upaya pemerintah dalam memberikan stimulus perekonomian di tengah pandemi, perseroan pun saat ini juga mengupayakan penyelesaian restrukturisasi/ relaksasi kredit bagi debitur yang terdampak pandemi.
Adapun, manajemen pun melaporkan semuakantor cabang saat ini sudah beroperasi secara normal sekaligus mengimplementasikan protokol virus corona. "Dari total 312 kantor cabang, 109 kantor sempat tidak beroperasi selama PSBB. Namun, sekarang sudah beroperasi semua secara normal."