Bisnis.com, JAKARTA - Grup idol asal Korea Selatan BTS (Bangtan Boys) akan menjadi brand ambassador PT Bank Bukopin Tbk.
Direktur Utama Bank Bukopin Rivan Achmad Purwanto mengatakan masyarakat Indonesia sangat menggemari film maupun musik asal Negeri Ginseng dan termasuk penggemar tertinggi untuk grup idola asal Korea Selatan yang baru saja merilis video musik baru berjudul Dynamite itu.
"Maka dibawalah BTS. Secara resmi sebetulnya karena kami berada di satu grup [dengan Kookmin Bank]," katanya, Selasa (25/8/2020).
Oleh karena itu, BTS yang saat ini menjadi brand ambassador Kookmin Bank di Korea, akan dimanfaatkan untuk memperkenalkan produk sekaligus meningkatkan kepercayaan nasabah Bank Bukopin.
Sebelumnya, Komisaris Independen Bank Bukopin sekaligus Head of Global Business Group Senior Managing Director KB Kookmin Bank Chang Su Choi menyebutkan pihaknya sudah mempersiapkan poster iklan untuk Bukopin dan BTS.
Chang Su Choi mengatakan perseroan sebelumnya bahkan sudah merencanakan untuk membuat sebuah pesta besar untuk Bank Bukopin dan menghadirkan BTS sebagai bintang tamunya.
“Namun, sayangnya pandemi virus corona tahun ini membuat aktivitas traveling menjadi sulit. Mungkin setelah aksi korporasi selesai kami akan percepat BTS untuk menjadi brand ambassador,” katanya.
Adapun, KB Kookmin Bank akan menjadi pengendali Bank Bukopin setelah pemegang saham menyetujui pelaksanaan private placement pada RUPSLB yang digelar hari ini.
Perseroan akan menerbitkan sejumlah saham baru yang akan diserap langsung oleh KB Kookmin Bank hingga porsi kepemilikan sahamnya mencapai 67 persen di Bank Bukopin.
Saat ini, Kookmin Bank mengempit saham sebesar 33,90 persen. Selain Kookmin Bank, saham Bukopin juga dipegang oleh Bosowa sebesar 23,40 persen, Negara Republik Indonesia sebesar 6,37 persen, dan pemegang saham publik dengan kepemilikan di bawah 5 persen, mencapai 36,33 persen.
Rivan menyampaikan private placement akan dilakukan secepatnya. Perusahaan akan melakukan review untuk mencari harga pelaksanaan private placement.
Penentuan harga per saham berdasarkan pada GCG, valuasi korporasi, dan kondisi keuangan perusahaan. "Sehingga akan dapat ketepatan pricing yang kira-kira di harga berapa bisa kami umumkan," katanya.